Tentu Anda semua pernah melihat mural di dinding berupa tulisan dengan font dan warna yang beragam. Tidak bisa dipungkiri, seni graffiti memang sering dibuat oleh sekumpulan seniman kreatif dengan tujuan dan maksud tertentu. Ada yang sekedar iseng saja, atau bahkan ada juga yang menjadi satu hobi buat mereka. Medianya pun beragam, mulai dari tembok-tembok di gang, kolong jembatan, tembok rumah warga, hingga tembok pembatas rel kereta.
Baca Juga: Azuma Virgin, Kereta Cepat Ramah Lingkungan di Inggris, Mengular di 2018
Kendati ini termasuk ke dalam kategori tindakan vandalisme, namun tetap saja ancaman hukum tidak menggentarkan para pejuang malam ini. Mengapa dinamai pejuang malam? Karena kebanyakan dari seniman jalanan ini beraksi saat malam hari, dimana tidak banyak orang yang dapat memergoki aksi mereka. Walhasil, sebuah perencanaan yang sangat matang harus disiapkan sebelum mereka terjun ke lapangan ; mulai dari lokasi penyemprotan mural, alat dan bahan, hingga sketsa kasarnya.
Namun jangan kira aksi yang dilancarkan pada malam hari ini selalu berujung aman. Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman bbc.com (19//6/2018), tiga remaja ditemukan tewas di sebuah rel di Selatan London pada Senin (18/6/2018) pagi. Disinyalir, ketiga remaja ini merupakan seniman graffiti yang baru saja melancarkan aksinya.
Sayang, ketika Alberto Carrasco (19), Jack Gilbert (23), dan Harrison Scott-Hood (23) selesai membubuhkan graffiti di dekat rel kereta, ketiganya tersambar oleh kereta dan nyawa mereka pun langsung melayang seketika. “Tidak ada tempat perlindungan yang aman di sana. Jika mereka terperangkap di jalur yang akan dilalui oleh kereta, maka mereka benar-benar tidak punya banyak pilihan,” tutur pihak Kepolisian Transportasi Inggris, Supt. Matt Allingham yang enggan membeberkan lokasi kejadian secara lebih detail.
Kasus ini sontak menjadi bahan evaluasi pihak perkeretaapian untuk menjaga keseluruhan infrastrukturnya agar tidak menjadi objek corat-coret seniman graffiti. Pasalnya, sebuah data menyebutkan bahwa di kuartal pertama tahun 2018 merupakan titik tertinggi dari kasus temuan graffiti yang pernah terjadi, terhitung sejak kuartal pertama tahun 2013. “982 kasus coretan sepanjang kuatral pertama 2018,” tulis data yang dirilis oleh British Transport Police tersebut.
Baca Juga: Aeroliner3000, Konsep Kereta Cepat Inggris dengan Double Decker
Bukan apa-apa, hadirnya coretan semacam ini tentu tidak melulu memperindah sebuah objek, apalagi sarana dan prasarana transportasi. Kesan acak-acakan dan tidak terjaga langsung terpancar dari objek tersebut. Selain menjadikan objeknya jadi terlihat tidak terjaga, mural yang dijadikan sebuah kebanggaan oleh kaum pinggiran (Bronx) ini juga sangat berbahaya.
Berkaca pada kasus terakhir yang menimpa ketiga remaja tersebut, apa masih berani untuk membuat graffiti di prasarana transportasi ketika malam hari?