Pesawat Lionair Inc dilaporkan jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Ninoy Aquino. Akibat peristiwa itu, seluruh penumpang, yang terdiri dari enam awak dan dua penumpang asal Amerika dan Kanada, dinyatakan tewas.
Baca juga: Menjadi Penumpang Tunggal Dalam Penerbangan? Wanita Filipina Baru Merasakannya
Kabar terkait peristiwa nahas tersebut pun dengan cepat tersiar di Indonesia. Bahkan, sejak dini hari hingga pagi jelang siang, Lionair masih menjadi trending di media sosial Twitter. Mayoritas dari netizen menduga bahwa pesawat Westwind II dengan nomor penerbangan RPC5880 milik Lionair yang jatuh adalah pesawat Lion Air Grup milik Rusdi Kirana.
Padahal, keduanya berbeda. Dari keterangan pers yang diterima redaksi KabarPenumpang.com, pihak Lion Air juga sudah menyatakan bahwa pesawat yang jatuh tersebut bukanlah milik mereka. Sebab, Lion Grup memang tidak pernah mengoperasikan pesawat di Filipina.
Lionair Inc sendiri adalah salah satu maskapai charter terkemuka asal Filipina. Sebagai salah satu perusahaan charter pesawat terkemuka, perusahaan tersebut juga tergolong memiliki armada yang lengkap, mulai dari jet eksekutif, pesawat turboprop, dan helikopter.
Selain itu, seperti dikutip dari situs resmi perusahaan, dari ketiga kategori tersebut, armada Lionair Inc juga cukup bervariasi, mulai dari pesawat Cessna Citation 500 (buatan Amerika), Westwind I (buatan Israel), Westwind II (buatan Israel), Kingair B200 (buatan Amerika) , LET410 UVP (buatan Ceko), dan Robinson R4 (buatan Amerika).
Varian-varian pesawat tersebut kemudian dioperasikan sesuai dengan kategori perjalanan yang diambil oleh pelanggan. Sejauh ini, Lionair Inc menawarkan empat layanan charter kepada pelanggan. Mulai dari airport transfer, beach tour, island tour, VIP or sunset tour, ambulans udara, hingga berbagai layanan dengan berbagai kebutuhan, seperti syuting film, pemetaan wilayah via udara, hingga survei wilayah terpencil.
Adapun pesawat Westwind II yang terlibat dalam insiden nahas tersebut, menurut situs web Lionair Inc, pesawat itu dapat menampung tujuh penumpang di kursi eksekutif. Ini juga dapat dikonfigurasikan sebagai ambulans udara, dengan ruang untuk pasien, dua atau tiga anggota tim medis, dan satu atau dua kerabat.
Baca juga: Akankah Masalah Keamanan Jadi Penghalang Perluasan Hubungan Indonesia – Filipina?
Bisnis pesawat charter di Filipina memang cukup menggiurkan. Selain geografinya yang berupa kepulauan, pariwisata Filipina yang mulai mendunia juga membuat perusahaan charter pesawat ketiban berkah. Tak terhitung artis-artis papan atas dunia yang memilih berlibur ke negara tersebut.
Di samping itu, rata-rata dari mereka juga lebih memilih lokasi pantai terpencil di Filipina untuk melepas penat dari berbagai kesibukan. Tentu saja akses ke pulau-pulau terpencil tersebut tidak mudah. Setidaknya ada dua moda transportasi yang cukup diandalkan, yakni jet boat dan helikopter. Mengingat efisiensi waktu, helikopter tak jarang menjadi pilihan favorit pelancong, khusunya yang berkocek tebal untuk mengantarkan mereka sampai ke tempat tujuan.