Akibat gempa yang melanda Palu pada Jumat Sore, 28 September lalu, infrastruktur di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie mengalami kerusakan serius. Selain ada retakan sepanjang 500 meter di landas pacu, bagian atas menara (tower) ATC – Air Traffic Control pada hari yang nahas itu ikut ambruk, sontak peran dan fungsi ATC untuk memandu penerbangan dari dan ke Bandara Palu tak bisa dilakukan sebagaimana mestinya.
Baca juga: Wow! Bekas Menara ATC ini Disulap Jadi Penthouse
Namun, mengingat peran bandara yang vital untuk jalur evakuasi dan penyaluran logistik dan bantuan lainnya, maka kendali penerbangan harus sesegera mungkin dihidupkan kembali, mengingat bandara akan menjadi homebase bagi penyaluran bantuan dari luar kota Palu.
Dengan rusaknya fasilitas yang ada di ATC, sejatinya sudah ada mekanisme untuk menggelar ATC mobile. Penggunaan ATC mobile sendiri sebenarnya bukan cerita baru di Indonesia, pada musibah gempa dan tsunami di Aceh tahun 2004, ATC mobile pernah digelar di Bandara Sultan Iskandar Muda. Tapi perlu dicatat, ATC mobile darurat tersebut bukan milik Indonesia, melainkan pinjaman dari Angkatan Udara Singapura.
Nah, belajar dari pengalaman di Aceh, kini ATC mobile sudah tersedia di Indonesia, di pihak militer, ATC mobile jenis MATC1800 telah dioperasikan oleh Komando Operasi Udara (Koopsau) I dan II TNI AU. Sementara di pihak sipil, Direktorat Udara Kementerian Perhubungan Udara (Kemenhub), sejak tahun 2012 diketahui telah menyiagakan ATC mobile jenis MX400. MATC1800 TNI AU adalah buatan BSS Defence and Security Solutuions, Belanda. Sedangkan MX400 Kemenhub adalah buatan Rohde & Schwarz, Jerman.
Dikutip dari rohde-schwarz.com, ATC tower ini memang dirancang untuk dapat digelar cepat di area bencana, mendukung penanganan darurat pasca musibah. Seperti halnya ATC konvensional, MX400 juga sarat perangkat dukungan komunikasi dan navigasi penerbangan, sebut saja ada radio VHF, UHF, V/UHF, HF transceiver, timing system GPS, dan sistem perekaman hingga 100 ribu jam menggunakan piringan cakram atau digital tape. MX400 juga dilengkapi perangkat meteorologi AWOS yang menampilkan data arah angin, kecepatan, tekanan, suhu, kelembaban, dan titik embun.
Baca juga: Mau Tahu 10 Menara ATC Tertinggi di Dunia, Ini Dia!
ATC moble ini dapat pulan diintegrasikan dengan radar ADS-B, Tactical VHF (30/88 Mhz), Satcom, dan emergency landing lighting beacon system. Yang terakhir disebut sangat berperan dalam membantu pendaratan pesawat dalam kondisi cuaca buruk dan minim visual.
Selain digerakan dengan truk trailer, kontainer ATC mobile ini dapat pula diangkut ke dalam ruang kargo pesawat sekelas C-130 Hercules. Dengan begitu, mobilitas ATC mobile ini dapat menjangkau kebutuhan darurat di pelosok Nusantara.