Bicara moda transportasi, pesawat terbang sudah pasti datang lebih akhir dibanding kapal laut dan mobil. Banyak hal yang membuktikan terkait itu. Salah satunya dari serapan istilah-istilah dalam penerbangan; kokpit.
Baca juga: Mengapa Kokpit Disebut Kokpit? Inilah Jawaban dari 3 Teori Termasyhur
Di artikel sebelumnya, redaksi sudah pernah membahas bahwa kokpit dalam istilah penerbangan, menurut para ahli, besar kemungkinan diserap dari kompartemen kemudi kapal yang juga disebut kokpit.
Selain menyerap istilah-istilah dari moda transportasi lain, industri pesawat terbang, di beberapa kondisi, juga terinspirasi dari dua moda itu. Dalam urusan safety belt atau sabuk pengaman, misalnya, pesawat terbang diketahui terinspirasi dari mobil.
Kita tahu, sabuk pengaman awalnya ditemukan oleh George Cayley pada 1800-an akhir. Tetapi, sabuk pengaman yang pertama kali mendapat paten ditemukan oleh Edward J Clanghorn pada 10 Februari 1885.
Ketika itu, Edward J Clanghorn membuat dan mengembangkan sabuk pengaman untuk membuat penumpang taksi di Kota New York, Amerika Serikat (AS), aman. Seiring berjalannya waktu, sabuk pengaman juga tersedia untuk pengemudi.
Perkembangan serta manfaat sabuk pengaman pada mobil ternyata menginspirasi Charles N. Monteith, chief engineer di Boeing Airplane Company, untuk menghadirkannya di pesawat. Ia bahkan sangat berapi-api ketika mempresentasikan terkait ini pada pertemuan aeronautika American Society of Mechanical Engineers, Mei 1929.
Dalam pemaparannya, sabuk pengaman di pesawat tak hanya penting dalam kondisi genting, tetapi ketika terjadi gejolak di udara (turbulensi). Sayang beribu sayang, saat itu, usulan Boeing (mewakili AS) ditolak mentah-mentah oleh Eropa, dalam hal ini Inggris dan Belanda.
Jalan panjang hadirnya sabuk pengaman di pesawat bahkan mendapat citra buruk sebelum tahun 1947. Ketika itu, beredar rumor di seantero Eropa dan AS, bahwa mengenakan sabuk pengaman justru membuat kecelakaan makin parah. Tetapi, itu segera dibantah oleh para ahli dari Crash Injury Research (CIR).
Sabuk pengaman bahkan benar-benar mendapat stigma buruk di masyarakat pada tanggal 31 Oktober 1950. Ketika itu, Vickers VC-1 -yang dijuluki Lord St. Vincent- British European Airways mendarat dan touchdown dengan kecepatan tinggi, memantul beberapa kali, sebelum akhirnya oleng ke kanan, tergelincir, dan terbakar di Bandara London Heathrow, Inggris.
Dr. Donald Teare, yang ahli mengotopsi mayat tokoh dan selebriti dunia serta kecelakaan transportasi mematikan, kemudian ditugaskan untuk mengotopsi mayat dari 28 korban tewas dalam kecelakaan tersebut.
Hasilnya pun mencengangkan publik, dimana Teare menyebut lebih dari separuh korban tewas karena luka akibat menggunakan sabuk pengaman. Pasca temuan Teare, banyak masyarakat di AS bahkan tak berani mengenakan sabuk pengaman lagi.
Yakin temuan Teare keliru, ahli dari CIR pun ikut melakukan investigasi. DuBois, mantan ketua Committee on Aviation Medicine yang saat itu menjabat sebagai profesor fisiologi di Cornell Medical College mengatakan bahwa sabuk pengaman tidak berbahaya dan tidak menyebabkan langsung kematian pada korban tewas kecelakaan Vickers VC-1. Justru sabuk pengaman berhasil mencegah penumpang terpental saat pesawat memantul di runway.
Setelah memantul dan oleng ke kanan itulah, korban tewas membentur benda keras di sekitar kursi, seperti armrest dan lainnya. Itu yang menyebabkan luka berujung kematian. Pendapat itu pun diamini oleh Dr. Milton Helpern kepala medical examiner Kota New York.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Terburuk Sepanjang Masa Lahirkan Warisan Penting di Dunia Penerbangan
Usai berbagai proses politik dan adu argumen oleh para ahli, pada tahun 1966 AS mendirikan Biro Keamanan Nasional. Pada 1 Januari 1968, Kongres AS mengesahkan UU Federal tentang Standar Keselamatan Kendaraan Bermotor. UU itu mewajibkan seluruh kendaraan bermotor, kecuali bus, agar dilengkapi safety belt dan penumpang maupun pengemudi wajib mengenakannya.
Pada tahun 1972, menindaklanjuti Undang-Undang Penerbangan Federal tahun 1958, sabuk pengaman di pesawat pun resmi menjadi bagian dari keamanan dan keselamatan penerabangan, seperti dikutip dari airspacemag.com.