Friday, April 11, 2025
HomeAnalisa AngkutanSejarah Museum Smithsonian, Museum Dirgantara dan Antariksa Terbesar di Dunia

Sejarah Museum Smithsonian, Museum Dirgantara dan Antariksa Terbesar di Dunia

Tidak diragukan lagi, Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian adalah museum dirgantara terbesar di dunia bila dilihat dari kualitas dan kuantitas koleksinya. Tentu saja ini tidak dicapai secara instan melainkan melalui proses panjang dan memiliki DNA penelitian yang mendorongnya untuk memperbanyak koleksi hingga pada akhirnya menjadi museum dirgantara terbesar di dunia.

Baca juga: “Si Belo Kuda Troya,” Prototipe Kereta Penumpang yang Dijadikan Kafe dan Museum di Madiun

Sejarah Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian sudah pasti erat kaitannya dengan Institut Smithsonian yang didirikan oleh James Smithson pada 1846.

Dilansir laman resmi Smithsonian, di masa-masa awal penerbangan dipelopori oleh Wright bersaudara, Aircraft Building Smithsonian yang dibangun pada 1918, aktif mengoleksi peninggalan-peninggalan bersejarah dirgantara dunia. Jumlah koleksi semakin banyak pasca berakhirnya Perang Dunia I pada tahun 1918.

Terlebih setelah Arts and Industries Building bekas peninggalan PD 1 yang terletak di belakang Kastil Smithsonian dibuka untuk umum pada 1920, koleksi Smithsonian makin lengkap. Meski koleksinya sudah banyak dan lengkap, namun, ketika itu Smithsonian masih independen dan belum dijadikan sebagai museum nasional.

Barulah pada tahun 1946, Presiden Harry Truman menandatangani undang-undang pendirian Museum Udara Nasional Smithsonian untuk mengenang perkembangan penerbangan; mengumpulkan, melestarikan, dan memamerkan peralatan penerbangan; dan memberikan materi pendidikan untuk studi penerbangan.

Pasca ditetapkan sebagai museum nasional, koleksi Museum Smithsonian makin banyak. Saking banyaknya, sampai tidak ada lagi ruang tersisa untuk menampung koleksi dan terpaksa menggunakan pabrik pesawat bekas di Park Ridge, Illinois, pinggiran kota Chicago, AS, sebagai tempat penampungan sementara koleksi terbaru bekas Perang Dunia II.

Setelah memasuki era antariksa, dimana Smithsonian turut andil dengan mendanai dan mendampingi penelitian salah satu roket perintis paling penting di AS, Museum Smithsonian turut menyimpan berbagai koleksi antariksa dari seluruh dunia, salah satunya satelit buatan manusia pertama di dunia buatan Uni Soviet yang berhasil diluncurkan dan memasuki orbit pada 4 Oktober 1957.

Seiring banyaknya koleksi antariksa, sejalan dengan semakin gencarnya AS dan Uni Soviet dalam perlombaan eksplorasi ruang angkasa, Presiden Lyndon Johnson menandatangani undang-undang yang mengubah nama National Air Museum menjadi National Air and Space Museum pada tahun 1966.

Tujuannya tentu untuk mengenang perkembangan jagat dirgantara dan antariksa. Koleksi museum yang dipamerkan kemudian diperluas mencakup rudal dan roket, beberapa di antaranya terletak di luar ruangan dekat Arts and Industries Building di wilayah yang dikenal sebagai “Rocket Row.”

Baca juga: Cathay Pacific Hibahkan Boeing 777-200 Perdana Ke Museum Dirgantara di Arizona

Puncak popularitas National Air and Space Museum Smithsonian terjadi pada 1 Juli 1976. Ketika itu, gedung baru Museum Smithsonian di National Mall, yang juga berfungsi sebagai pusat penelitian, resmi dibuka untuk umum. Antusiasme masyarakat pun sangat luas biasa, menyentuh angka lima juta pengunjung dalam tempo enam bulan.

Saat ini Smitsonian memiliki 19 museum dan galleri, sembilan pusat riset serta kebun binatang yang berlokasi di Washington, D.C., Arizona, Maryland, New York City, Virginia, Panama, dan tempat-tempat lain. Lembaga ini memiliki lebih kurang 142 juta benda koleksi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru