Selain sama-sama negara di Asia Tenggara, ada kesamaan antara Indonesia dan Laos dalam pembangunan jaringan kereta api, yaitu sama-sama mengandalkan investasi asing, khususnya pinjaman dari Cina untuk membuka jaringan kereta cepat. Di Laos sejak 3 Desember 2021, telah beroperasi kereta semi berkecepatan tinggi yang menghubungkan Cina dengan Laos.
Baca juga: Sejak Diluncurkan Desember 2021, Jalur Kereta Cina-Laos Kini Tembus 9 Juta Penumpang
Seperti dilansir The Star (17/3/2024), disebut bahwa kereta api semi berkecepatan tinggi Cina-Laos telah melayani total 30,2 juta perjalanan penumpang sejak diluncurkan pada Desember 2021, data tersebut berdasarkan lapioran dari China State Railway Group Co., Ltd.
Jalur kereta api Laos-Cina mengalami peningkatan jumlah rata-rata perjalanan harian kereta penumpang, dari 35 pada periode awal menjadi 51, dengan perjalanan penumpang harian melonjak dari 20.000 ke puncak 103.000.
Rata-rata jumlah perjalanan harian kereta penumpang yang ditangani di wilayah Laos telah meningkat dari empat menjadi 12, dengan perjalanan penumpang harian meningkat dari 720 ke puncaknya sebesar 12,808.
Berdasarkan kargo yang diangkut, volume transportasi lintas batas mencapai 34,24 juta ton, termasuk lebih dari 7,8 juta ton kargo impor dan ekspor.
Thailand Siapkan Stasiun Nong Khai untuk Jaringan Kereta Menuju Laos-Cina
Kargo impor dan ekspor mencakup lebih dari 2,900 kategori, termasuk barang-barang seperti karet, pupuk, peralatan listrik, dan mobil.
Sebagai proyek penting dari kerja sama Belt and Road yang berkualitas tinggi, Jalur Kereta Api Laos-Cina sepanjang 1.035 km menghubungkan Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan di Cina barat daya, dengan ibu kota Laos, Vientiane.