Awan hitam sepertinya masih enggan berpindah dari pabrik Boeing yang ada di Amerika sana. Ya, eksportir terbesar bagi Negeri Paman Sam dilihat dari dollar value-nya ini memang tengah dirundung masalah yang saling terkait dengan insiden jatuhnya dua pesawat Boeing 737 MAX 8 yang masing-masing dioperatori oleh Lion Air dan Ethiopian Airlines. Kendati kejadiannya sudah terjadi berbulan-bulan yang lalu, namun masalah ini ternyata merembet ke banyak aspek – tidak hanya masalah teknis, melainkan gaji karyawan.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman bloomberg.com (9/5/2019), pihak Boeing dan sejumlah eksekutif di Chicago ‘didemo’ oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai keluarga korban kecelakaan maut tersebut. Keluarga korban ini menuntut Boeing dan para jajaran eksekutif di dalamnya – namun bisnis, tetaplah bisnis.
Tidak bisa dipungkiri, pihak Boeing memang sempat berkelit ketika dituduh sebagai dalang di balik dua kecelakaan maut yang menewaskan lebih dari 300 orang tersebut, namun lama kelamaan, pihaknya mengakui bahwa merekalah yang menjadi dalang utamanya. Salah satu pernyataan yang paling mengejutkan publik dewasa ini adalah tentang pengakuan para insinyur di Boeing yang mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui ada yang tidak beres pada varian 737 MAX 8.
Maksudnya di sini adalah sebuah sensor pada sistem navigasi yang dijual terpisah dari satu keseluruhan pesawat – dan akibat absennya sensor inilah dua pesawat nahas tersebut jatuh dan menimbulkan polemik berkepanjangan di sektor aviasi global.
Tidak berhenti sampai di situ, pengakuan lain yang jauh lebih mengejutkan lagi adalah ketika pada tahun 2014 silam, media asal Timur Tengah, Al Jazeera menyelundupkan kamera tersembunyi ke dalam pabrikan Boeing dan menemukan sejumlah pegawai. Tentu saja itu bukan hal yang aneh, bukan? Namun percakapan antara pegawai mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan pernah mau mengudara dengan menggunakan pesawat-pesawat Boeing karena pengerjaannya yang dinilai buruk.
Selain itu, bayaran yang diterima oleh pegawai Boeing pun bisa dibilang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi, wajar saja jika ada banyak karyawan yang mengundurkan diri dan pada akhirnya Boeing melakukan perekrutan karyawan baru dengan usia yang lebih muda – karena terkesan para karyawan muda ini lebih mudah diatur.