AirAsia jadi satu-satunya maskapai yang mengoperasikan all-Airbus fleet atau semua pesawat Airbus, menyusul bangkrutnya Cathay Dragon. Tetapi, tak banyak yang menyadari, bahwa di masa-masa awal perusahaan berdiri, keadaannya justru bebalik, dari all-Airbus saat ini menjadi mengoperasikan all-Boeing fleet di masa lalu. Salah satunya bahkan Boeing 747.
Baca juga: AirAsia-Airbus Sepakat Konversi 13 Pesawat A320 ke A321neo, Pertanda Apa?
Dilansir Simple Flying, AirAsia didirikan pada tanggal 20 Desember 1993. Namun, mereka baru bisa mengoperasikan layanan penerbangan berjadwal di penghujung dekade.
Alih-alih mengandalkan Airbus seperti sekarang ini, AirAsia justru berpangku tangan pada Boeing 737-300. Total, tak kurang dari 36 pesawat dioperasikan maskapai sampai tahun 2010, tatkala era all-Airbus fleet AirAsia dimulai.
Menariknya, selain Boeing 737 dalam skema all-Boeing fleet, AirAsia ternyata juga pernah mengoperasikan Boeing 747. Meskipun hanya pesawat sewaan, tetapi, mengoperasikan Queen of the Skies tentu membuat maskapai makin diperhitungkan di kancah global.
Disebutkan, Boeing 747 AirAsia pertama bergabung di barisan armada all-Boeing fleet maskapai pada bulan Desember 1999. Boeing 747-200 yang disewa dari Tower Air itu diregistrasi sebagai N620FF. Sayangnya, pesawat ini tak bertahan lama, hanya sampai akhir Februari 2001.

Semasa bersama AirAsia, pesawat ikonik ini diplot sebagai angkutan haji dan umrah, yang memang menjadi salah satu pasar terbesar AirAsia; termasuk penerbangan internasional ke AS dan Eropa.
Selain N620FF, ada lagi Boeing 747-200 AirAsia lainnya yang diregistrasi sebagai N618FF. Pesawat yang disewa juga dari Tower Air ini, mulai bergabung dengan maskapai pada Maret 2000 dan berakhir pada Juni di tahun yang sama. Sangat singkat sekali. Besar kemungkinan ini dikarenakan perubahan arah bisnis maskapai dan berbagai faktor eksternal.
Tak cuma dua, AirAsia juga mendatangkan empat Boeing 747 lainnya antara tahun 2001 sampai 2003. Tiga di antaranya disewa dari leasing Air Atlanta Icelandic, dengan nomor registrasi TF-ATF, TF-ATC, TF-ATD. Masing-masing disewa dari Maret hingga April 2001, Januari hingga Maret 2003, dan Februari hingga April 2002 serta berlanjut dari Januari hingga Juni 2003.
Baca juga: Setelah Ride Hailing, AirAsia Berencana Hadirkan Layanan Taksi Udara
Adapun satu pesawat lagi disewa dari leasing European Aircharter. Ini diregistrasi sebagai G-BDXJ dan terbang sangat singkat dari bulan Januari sampai Februari 2003.
Setelah selesai dengan AirAsia dan kembali ke leasing masing-masing, tiga pesawat pensiun dan tiga pesawat lainnya terus beroperasi bersama beberapa maskapai lainnya.