Tak lama lagi, maskapai tertua ketiga di dunia setelah KLM (didirikan Oktober 1919) dan Avianca (didirikan Desember 1919), Queensland and Northern Territory Aerial Services (Qantas) akan merayakan satu abad berdirinya perusahaan pada 16 November mendatang. Selain menjadi salah satu maskapai tertua di dunia, perusahaan penerbangan yang berbasis di Sydney, Australia, itu tentu harus berbangga diri menyandang status sebagai maskapai teraman di dunia.
Baca juga: Sejarah Panjang, 50 Tahun Boeing 747 Bersama Qantas
Dilansir Simple Flying dan beberapa sumber lainnya, status tersebut disandang Qantas bukan tanpa alasan. Pun sebaliknya, kebanggan Qantas atas label itu juga tak tiba-tiba datang. Terbang pertama kali sejak tahun 1921, Qantas memang nyaris tidak pernah mengalami kecelakaan fatal. Setidaknya setelah tahun 1951 sampai sekarang.
Sebelum 1951, pesawat Qantas tercatat mengalami delapan kecelakaan fatal. Itupun empat di antaranya berkenaan dengan Perang Dunia II (Kedua). Saat itu Qantas mengoperasikan pesawat untuk membantu pihak sekutu. Satu pesawat Qantas ditembak jatuh saat itu.
Kecelakaan pertama terjadi pada 7 April 1949. Saat itu, pesawat Avro Lancastrian VH-EAS jatuh dan terbakar saat menggelar latihan pendaratan darurat. Beruntung tak sampai memakan korban jiwa.
Di tahun 1951, pesawat Qantas jatuh di perairan lepas pantai Papua Nugini. Pilot beserta enam penumpangnya tewas saat itu. Pesawat de Havilland Australia DHA-3 Drover tersebut jatuh akibat kegagalan mesin. Itulah kecelakaan terakhir yang dialami oleh Qantas. Itu pun sebelum era pesawat jet modern. Setelah era pesawat jet, Qantas tidak pernah jatuh lagi, hanya ada beberapa insiden kecil saja.
Hal itu tentu berlawanan dengan KLM dan Avianca. Keduanya boleh saja berbangga diri selaku maskapai tertua pertama dan kedua di dunia yang masih beroperasi. Namun, keduanya pernah beberapa kali terlibat kecelakaan fatal.
Kecelakaan fatal KLM fllight 4805 bahkan digadang jadi kecelakaan pesawat terburuk di dunia sepanjang masa, dengan memakan korban hingga 583 jiwa. Demikian juga dengan Avianca, maskapai yang kini telah dinyatakan bangkrut itu pernah terlibat beberapa kecelakaan fatal. Yang termasyhur mungkin Avianca Airlines flight 203. Kala itu, pesawat Boeing 737 Avianca meledak tak lama setelah lepas landas dan menewaskan 107 orang.
Sekalipun perayaan satu abad atau 100 tahun Qantas dikacaukan dengan pandemi Corona, namun, maskapai tak mau melewatkan momen berharga ini begitu saja. Karenanya, maskapai berniat akan menerbangkan pesawat selama 100 menit di atas langit Sydney untuk menandai 100 tahun perusahaan berdiri.
Qantas pertama kali didirikan pada 16 November 1920 oleh tiga orang pensiunan Perang Dunia I. Tak heran, pesawat pertamanya, Avro 504 berkapasitas tiga orang termasuk pilot, merupakan biplane bekas Perang Dunia I. Di masa-masa awal berdiri, maskapai nasional Australia ini lebih banyak fokus mengantar surat atau kargo ketimbang mengantar penumpang.
Baca juga: Penerbangan ‘Tanpa Tujuan’ Qantas Diserbu Traveller, 10 Menit Ludes Terjual
Penumpang pertama Qantas baru datang pada tahun 1922. Saat itu, penumpang berusia 84 tahun itu minta diantar (maklum belum ada rute penerbangan reguler) ke Longreach ke Cloncurry, Queensland Tengah, Australia.
Selama beberapa tahun, Qantas hanya keliling Queensland sebelum akhirnya berkembang dan menjadi maskapai bergengsi di dunia. Tak heran, sejarah Qantas di Queensland dijadikan sebagai cerita rakyat yang terus dipropagandakan ke anak-anak sebagai pengetahuan umum terkait sumbangsih wilayah mereka (Queensland) terhadap Australia.