Koperasi Angkutan Jakarta atau Kopaja, kini terlihat lebih baik kondisinya dari sebelumya. Kenapa? Karena dulu Kopaja yang sering dianggap sepele dibanding kompetitornya yakni Metro mini, justru saat ini lebih maju satu langkah. Ini terlihat dari pengusaha Kopaja yang mau bergabung dengan PT Transportasi jakarta (TJ) sejak tahun 2015 lalu.
Baca juga: Hilang dari Damri, Tata Hadir di Kopaja
Awalnya Kopaja berdiri bersamaan dengan Metro mini di tahun 1976, pada tahun awal Kopaja mengoperasikan 313 mini bus dan ini atas instruksi Gubernur pada waktu itu yakni Ali Sadikin. Mal Siantar Nainggolan, salah satu Komisaris PT Metro mini tahun 1976 mengatakan bentuk awal mini bus untuk Kopaja dan Metro mini pada tahun 1962 seperti roti tawar yang menggembung dibagian depannya.
Jenis ini adalah bus Robur buatan Jerman Timur untuk mengisi rute kosong dan menggantikan trem yang berhenti operasi. Namun, PT Metro mini dan Kopaja diresmikan baru 2 tahun kemudian yakni 1978 oleh Gubernur. Sebagai pengelola mini bus, Tjokropranolo meminta armadanya diremajakan, sehingga pada tahun 1990 Metro mini dan Kopaja menggunakan bus-bus buatan Jepang.
Dengan peremajaan di wajah mini bus berwarna hijau putih pada 320 armadanya yang sudah menggunakan GPS, AC dan sensor pada pintu, membuat Kopaja lebih diminati masyarakat. Tak hanya kendaraan yang diremajakan, para supir atau pengemudinya pun kini harus lolos sertifikasi dari PT TJ. Sejak tahun 2015 pun, para pengemudi yang dulunya bayaran setoran, mereka di bayar per kilometer oleh PT TJ.
Jangan salah walaupun trayek atau rute jauh dan menggunakan AC, harga tetap murah dan terjangkau masyarakat. Dulu, ongkos Kopaja Rp3.000 untuk jarak terdekat dan Rp5.000 untuk terjauh. Tapi kalau menggunakan Kopaja AC yang melalui jalur Busway ataupun tidak, penumpang hanya akan digunakan Rp5.000 dan itu sudah gratis naik Transjakarta bila si penumpang turun di halte Transjakarta.
Dari model yang lama hingga peremajaan Kopaja tetap berkapasitas 25 tempat duduk. Namun, bila penumpang tidak muat duduk, biasanya berdiri dan memungkinkan satu Kopaja terisi penuh hingga 35 orang atau lebih.
Baca juga: Jadi Gubernur, Ini Janji Anies Atasi Masalah Transportasi di Jakarta
Hingga kini baru ada 4 rute yang armadanya menggunakan AC dan terintegritas dengan Transjakarta yakni P20 (Pasar Senen-Lebak Bulus), S13 (Ragunan-Grogol), P19 (Ragunan-Tanah Abang) dan S602 (Ragunan-Monas). Untuk tahun 2017 ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meluncurkan Scania Citywide Low Entry yang akan menggantikan armada bus tidak layak pakai.
Mungkin kita tidak terbayang rute-rute jauh yang dilewati Kopaja. Memang, tak seperti kompetitornya yakni Metro mini memilih jarak dekat. Dengan jarak ini, para penumpang lebih dimudahkan dan untuk bertukar dengan Transjakarta bisa dikatakan penumpang mendapat harga yang termurah.