Antara Rusia dan Cina memang bersekutu, namun, dalam aspek industri, hubungan antar keduanya kerap mengalami pasang surut. Seperti dalam sektor dirgantara, Rusia dan Cina berksepakat untuk mendirikan perusahaan patungan China-Russia Commercial Aircraft International Corporation (CRAIC), yang diwujudkan dalam proyek pengembangan pesawat wide-body CR929, yang diproyeksi untuk menandingi Airbus A330 dan Boeing 787.
Lantaran ada sejumlah ketidaksesuaian, Rusia dikabarkan tengah mempertimbangkan keluar dari proyek CR929 dan meninggalkan Cina sendirian. Hal itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov, yang mengawasi industri militer dan penerbangan Rusia, pada bulan Juli lalu.
Namun, ada update terbaru yang disampaikan Denis Manturov, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Federasi Rusia, yang baru. Dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS, Manturov mengungkapkan bahwa proyek CR929 dapat terus dilanjutkan, tapi dengan sejumlah syarat.
Banyak kolaborasi teknologi internasional telah ditunda tanpa batas waktu karena sanksi yang dikenakan terhadap Rusia sebagai akibat dari invasinya ke Ukraina. Namun, Cina tidak membatasi hubungan perdagangan dengan tetangganya di utara. Dengan demikian, kolaborasi pesawat berbadan lebar yang direncanakan antara United Aircraft Corporation (UAC) dan Commercial Aircraft Corporation of China, Ltd. (COMAC), CRAIC CR929, secara teoritis masih dapat terjadi.
Meskipun sempat ada ancaman dari Rusia untuk menarik diri dari proyek tersebut, rencana untuk pesawat penumpang dua lorong dengan 280 kursi jarak jauh tampaknya akan terus berlanjut.
Tapi perlu dicatat, bahwa Rusia tidak akan mengandalkan komponen dan sistem yang bersumber dari luar dan sadar akan risiko pemasok dari pihak ketiga, yang dapat menarik diri karena takut akan konsekuensi melakukan bisnis dengan Rusia. Untuk itu, Pemerintah Rusia sekarang berhati-hati untuk melanjutkan proyek CR929.
“Saya pikir kami akan mengadakan negosiasi reguler pada kuartal pertama tahun depan, dan kami akan mencapai prospek dan tenggat waktu yang jelas. Tetapi rekan Cina kami hari ini memiliki aplikasi untuk berpartisipasi dalam proyek ini dari berbagai produsen komponen dari negara ketiga. Kami sendiri tidak akan melakukannya dengan format seperti itu, mengingat situasi saat ini dan semua risiko yang kami pahami dengan baik, oleh karena itu, agar tidak menghadapinya, kami dapat membuat keputusan sendiri,” ujar Denis Manturov.
Sementara itu, Manturov juga mengatakan bahwa sementara pintu kolaborasi industri mungkin tertutup dengan Barat, Rusia akan berupaya meningkatkan kemitraannya dengan negara-negara di EAEU (Eurasian Economic Union) dan CIS (Commonwealth of Independent States), SCO (Asosiasi Kerjasama Shanghai), BRICS, negara-negara di dunia Arab, serta negara-negara lain di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Target UAC terperinci untuk 1.000 unit jet pada tahun 2030. Manturov mempertahankan target yang disepakati dengan Vladimir Putin pada bulan Maret – bahwa pada tahun 2030, Rostec akan memproduksi 1.000 pesawat baru. Sekitar setengahnya, berarti 500, di antaranya akan datang dari United Aircraft Operation (UAC). Angka ini terdiri dari 240 unit MC-21-310, 114 SSJ-NEW, 70 Il-114-300, 70 Tu-214, dan 12 Il-96.