Pesawat antariksa ialah teknologi yang mahal. Pesawat seperti itu membutuhkan berpuluh-puluh tahun untuk dirancang, diuji, dan dibangun. Lalu, setelah terpisah dari modul yang membawa para awak kembali ke bumi, mereka ‘dibuang’ ke antariksa pada misi pertama sekaligus terakhir mereka.
Baca juga: Mengulang 45 Tahun Lalu, Dua Astronaut NASA Mendarat di Laut dengan Kapsul SpaceX
Di masa lalu, tepatnya pada 14 April 1981, pesawat ulang-alik Columbia milik NASA, wahana antariksa pertama yang dirancang agar dapat dipakai kembali, sempat menjadi jawaban atas itu. Kala itu, pesawat ulang-alik yang juga dikenal sebagai NASA’s Space Shuttle atau Space Shuttle itu mampu mengangkut sekitar 24 ton muatan, membawa tujuh astronot, dan mengorbit selama 15-17 hari. Hal itu dirasa tak cukup.
Oleh karenanya, Uni Soviet, yang menjadi rival utama AS dalam Perang Dingin, melalui Badan Antariksa Rusia (Rocosmos), tak ingin ketinggalandan meluncurkan Buran. Pesawat ulang-alik pertama Soviet (Rusia) yang bisa digunakan kembali itu memulai debutnya (terbang perdana) 32 tahun lalu atau pada 15 November 1988, sekitar tujuh tahun setelah pesawat ulang-alik AS meluncur. Dengan roket Energia yang mengangkut pesawat itu ke ruang angkasa, Buran berhasil menyelesaikan dua orbit di sekitar Bumi dan kembali ke lokasi peluncurannya.

Buran diklaim jauh lebih hebat dibanding pesawat ulang-alik NASA, dengan kemampuan mengangkut 30 ton kargo, mampu mengorbit dua kali lebih lama hingga 30 hari, serta mampu membawa 10 kosmonot (astronot). Lebih canggih lagi, Buran dapat terbang dan mendarat dalam mode otomatis, sesuatu yang tak dimiliki pesawat ulang-alik AS.
Meski berhasil kembali ke bumi, namum Buran tak sepenuhnya bisa langsung digunakan kembali untuk penerbangan luar angkasa berikutnya. Badan pesawat dilaporkan penuh dengan retakan. Selain itu, mesinnya juga harus mendapat perbaikan besar. Pada akhirnya, Buran hanya menjadi kenangan; terlebih setelah hubungan AS-Soviet mencair. Usai pensiunnya Buran, misi luar angkasa Rusia digantikan dengan pesawat atau roket Soyuz.
Akan tetapi, belum lama ini, Roscosmos dilaporkan akan menghidupkan kembali Buran. Tentu dengan teknologi dan biaya, baik produksi maupun operasional, yang jauh lebih efisien. Buran versi Soviet, saat itu, secara total, di bawah proyek Energia-Buran menelan biaya lebih dari 16 miliar rubel. Uang sebanyak itu bahkan bisa digunakan untuk membangun sebuah megapolis dari nol. Singkatnya, Buran sangat mahal.
Namun, gagasan Buran, yang notabene menjadi wahana antariksa pertama Soviet yang dirancang agar dapat dipakai kembali, tetap menarik. Roscosmos sebetulnya sudah berhasil mengembangkan pesawat luar angkasa canggih bernama Oryol. Tetapi, Oryol tidak dapat digunakan kembali layaknya Buran dan dianggap belum menjadi solusi atas mahalnya proyek luar angkasa.

Baca juga: NASA Luncurkan Toilet Khusus Astronot Wanita, Bekas Urine Bisa Buat Minum dan Masak
“Kita perlu membuat pesawat yang dapat digunakan kembali dengan konfigurasi yang sama sekali berbeda – sesuatu seperti Buran dengan kemampuan mendarat di landasan pacu,” jelas kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin, dikutip dari rt.com. Hanya saja, ia mengakui bahwa pembuatan kapal luar angkasa modern bersayap dan dapat digunakan kembali untuk menggantikan Soyuz akan membutuhkan waktu lama.
Sebagai informasi, dahulu, Buran diproduksi sebanyak lima unit. Tiga unit hancur akibat tertiban hanggar runtuh pada tahun 2002. Adapun dua lainnya saat ini masa ada dan disimpan di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.