Kabar Menteri BUMN Erick Thohir yang berencana memerger tiga BUMN yang bergerak di sektor penerbangan menjadi satu, yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air, telah menuai respon dari banyak pihak. Meski diklaim demi efisiensi, rencana merger tiga maskapai penerbangan beda segmen tersebut, memicu kontroversi.
Baca juga: Sejarah Merger KLM-Air France pada 5 Mei 2004: Gegara Open Skies
Secara langsung, kabar merger telah mendapat tanggapan dari Irfan Setiaputra, selaku orang nomer satu di Garuda Indonesia. Dalam siaran pers yang diterima KabarPenumpang.com, Garuda Indonesia menyampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif. Oleh karenanya, Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent.
“Adapun mengenai rencana pengembangan sendiri masih dalam tahap awal di mana kami tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja yang sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia guna membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Irfan.
Lebih lanjut, hal tersebut turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan khususnya pascarestrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.
Baca juga: Singapore Airlines-Qantas Mau Merger, tapi Gagal Gegara Qantas (Australia) ‘Serakah’
Oleh karenanya, mengenai mengenai proyeksi dari proses merger ini tentunya akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan sekiranya terdapat tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut.