Monday, November 25, 2024
HomeHot NewsRegulasi Perusahaan Jadi 'Separator' Layanan LCC di Seluruh Dunia

Regulasi Perusahaan Jadi ‘Separator’ Layanan LCC di Seluruh Dunia

Meningkatnya permintaan penerbangan belakangan ini memang berdampak luas. Tidak hanya bagi penumpang saja, melainkan juga terhadap pihak maskapai. Menjamurnya maskapai Low Cost Carrier (LCC) dewasa ini menandakan bahwa peningkatan permintaan penerbangan adalah nyata adanya dan itu tidak bisa dipungkiri. Kendati terbatas dalam beberapa aspek, namun sejumlah maskapai berlabel LCC malah memberikan pelayanan kelas atas.

Baca Juga: IATA: LCC Berkibar, ASEAN Bakal Jadi Kawasan Pertumbuhan Penerbangan Tercepat

Sebut saja British Airways yang menyediakan stok makanan untuk penerbangan jarak pendeknya, atau maskapai yang berbasis di Singapura, Scoot yang baru-baru ini menjadi sorotan pasca memberikan penumpang segelas air dingin secara cuma-cuma. Tentu saja, perlakuan dua maskapai ini menuai sorotan dari berbagai kalangan, dimana ereka menyebutkan, “apakah pelayanan tersebut tidak terlalu berlebihan?”

Jika diperhatikan lebih jeli, sebenarnya apa yang dilakukan oleh British Airways dan Scoot tersebut merupakan hal wajar – dimana setiap maskapai ingin memberikan layanan yang prima terhadap para penumpangnya. Toh dengan melayani seperti dalam contoh di atas, bukankah para penumpang akan merasa dihargai dan tidak menutup kemungkinan juga jika si penumpang ini akan terus-terusan menggunakan layanan British Airways, Scoot, atau maskapai LCC lain yang tidak terlalu ‘perhitungan’?

Namun semua pelayanan ini bergantung pada regulasi yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan maskapai. Bahkan, ada juga beberapa maskapai yang malah memberlakukan kebijakan yang sebaliknya – seperti ‘mencekik’ penumpang.

Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman simpleflying.com (26/11/2018), maskapai berbiaya rendah asal Irlandia, Ryanair adalah salah satu maskapai yang memberlakukan peraturan nyeleneh tersebut. Baru-baru ini maskapai tersebut menuai sorotan pasca memberlakukan peraturan dimana penumpang harus membayar GBP£25 atau yang setara dengan Rp464.000 untuk setiap hand luggage yang tidak muat disimpan di bawah kursi.

Namun jika penumpang ingin meminimalisir bea, mereka bisa mengambil opsi GBP£6 atau yang setara dengan Rp111.000 untuk onboard luggage hingga maksimal 10kg.

Baca Juga: “Tertipu,” Wanita ini Rugi Hingga Lebih dari Rp5 Juta Karena Coba LCC Baru!

Berbeda dengan Tiger Air, maskapai berbiaya rendah asal Australia yang menerapkan aturan berat total antara hand luggage dan bagasi tidak boleh melebihi angka 7kg.

Kesimpulannya adalah, tidak ada pakem resmi mengenai fasilitas apa yang akan Anda dapatkan jika mengudara menggunakan maskapai berbiaya rendah. Terlepas dari fasilitas pendukung tersebut, tugas dari pihak maskapai yang utama adalah untuk menerbangkan penumpang ke destinasi tujuan dengan selamat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru