Monday, November 25, 2024
HomeBandaraRangkul Bank Mandiri, Citilink Indonesia Luncurkan E-Money Untuk Segala Transaksi. Efektifkah?

Rangkul Bank Mandiri, Citilink Indonesia Luncurkan E-Money Untuk Segala Transaksi. Efektifkah?

Untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan setianya dan dalam upaya meningkatkan pengalaman penumpang, Citilink Indonesia menggandeng Bank Mandiri dalam meluncurkan uang elektronik. Tujuan utama dari peluncuran uang elektronik ini adalah untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi para pelanggannya.

Baca Juga: Menanti Kedatangan Pesawat Ke-50, Citilink Optimis Penuhi Target di Akhir Tahun

“Peluncuran uang elektronik ini merupakan bentuk dukungan Citilink Indonesia terhadap program Pemerintah Indonesia yakni Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk memberikan kemudahan transaksi serta manfaat tambahan bagi pelanggan Citilink Indonesia,” kata Direktur Niaga Citilink Indonesia, Andy Adrian, dikutip KabarPenumpang.com dari laman liputan6.com (19/10/2017).

Andy melanjutkan bahwa Citilink merupakan maskapai pertama di Indonesia yang memiliki dan menggunakan uang elektronik dalam transaksi layanan produk penerbangannya. Merujuk pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia pada bulan Agustus 2014 silam, menyebutkan bahwa peluncuran GNNT bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melakukan transaksi tidak menggunakan uang tunai dalam semua kegiatan ekonomi yang dilakukannya.

Rekanan Citilink dalam program ini, Bank Mandiri, dipercaya dapat membawa tren positif dan diharapkan manfaat dari model transaksi baru ini dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Direktur Distribusi Bank Mandiri, Hery Gunardi mengatakan bahwa sinergi yang dilakukan dengan pihak Citilink merupakan bagian dari strategi marketing uang elektronik berlogo Mandiri e-money tersebut. “Per Agustus lalu, jumlah uang elektronik berlogo Mandiri e-money yang telah diterbitkan mencapai lebih dari 10 juta keping dengan frekuensi transaksi lebih dari 300 juta transaksi senilai Rp3,4 triliun,” ungkap Hery.

Namun, kehadiran uang elektronik di Indonesia ini tidak serta merta mendapat dukungan penuh dari para warganya. Dibutuhkan edukasi khusus dari pihak penyedia layanan kepada masyarakat yang tampaknya masih kebingungan dengan keuntungan dan mekanisme dalam menggunakan uang elektronik. Tidak hanya itu, wacana pengenaan biaya isi ulang uang eletronik ini pun turut memperkeruh polemik yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Airbus A320Neo: Tawarkan Kabin Lebih Senyap, Inilah Pesawat Terbaru Citilink

Dihimpun dari sumber lain, rencana kebijakan ini dikritik oleh salah seorang Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Menurutnya, rencana pengenaan biaya isi ulang dianggap tak adil dan justru malah akan menghambat upaya GNNT. “Ini lalu timbul ketidakadilan, belum lagi soal fee top up uang elektronik. Infrastruktur yang harusnya disediakan oleh pemerintah dan perbankan dibebankan ke masyarakat,” kata Bhima dilansir dari laman kumparan.com (18/10/2017).

Kembali ke topik awal, nantinya uang elektronik Citilink dapat dipergunakan di lebih dari 30.000 merchant Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Di depannya, uang elektronik ini akan dipergunakan sebagai alat transaksi yang sah untuk beragam keperluan, seperti pembelian tiket pesawat, pembayaran layanan produk Onboard Citilink seperti makanan dan minuman, membayar charge tambahan bagasi di bandara, dan lain-lain. Menurut Anda, akankah penggunaan uang elektronik ini dapat mempermudah transaksi seperti yang sudah disebutkan di atas?

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru