Menjelang pengoperasian komersial dari LRT Jakarta yang direncanakan jatuh pada tanggal 1 Desember mendatang, berbagai persiapan hingga perijinan satu persatu mulai rampung dikerjakan. Tentu saja, pengoperasian komersial ini tidak sekonyong-konyong dilakukan begitu saja, melainkan sudah terlebih dahulu dilakukan uji publik guna melihat respon dan antusias warga terkait kehadiran dari salah satu angkutan berbasis massal yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kemacetan di Ibukota.
Baca Juga: Tarif dan Jalur Integrasi Siap, Mengapa LRT Jakarta Masih Berstatus Uji Publik?
Sejumlah milestone juga sudah ditorehkan LRT Jakarta selama masa uji publik yang diadakan sejak tanggal 11 Juni kemarin. Sebut saja satu juta penumpang, fully integrated (integrasi fisik, integrasi rute, dan integrasi pembayaran) hingga pengoperasian dari stasiun terbesar yang ada di rute Velodrome Rawamangun – Kelapa Gading, Stasiun Pegangsaan Dua. Selain itu, semua stasiun LRT Jakarta hingga saat ini pun sudah terintegrasi dengan TransJakarta, baik itu BRT, Non-BRT, hingga MikroTrans.
Menyinggung soal On Time Performance (OTP) ketika uji publik, LRT Jakarta sendiri memiliki catatan ketepatan waktu keberangkatan yang cukup fantastis. Di bulan November saja, OTP-nya mencapai angka 99,5 persen, dimana angka ini menjadi yang tertinggi selama uji publik (dengan rataan OTP sebesar 95 persen kecuali pada bulan Agustus ketika Jakarta dilanda mati listrik). Tentu ini menjadi satu pencapaian sekaligus tren positif yang harus dipertahankan LRT Jakarta ketika mengoperasikan layanan komersialnya kelak.
Menurut Direktur Utama LRT Jakarta, Wijanarko, uji publik dari LRT Jakarta sendiri sudah sesuai dengan grafik perjalanan kereta api atau gapeka yang ditetapkan. Selain itu, mantan Direktur Teknik & Fasilitas PT Transjakarta ini juga menyebutkan bahwa semua fasilitas penjunjang pengoperasian sudah komplit, “termasuk space untuk pencucian kereta,” ujarnya di hadapan awak media di Stasiun Velodrome Rawamangun, Kamis (21/11).
Tak jauh berbeda dengan uji publik, kelak LRT Jakarta juga akan tetap beroperasi mulai pukul 05.30 hingga 23.00 WIB. Ketika sudah masuk fase operasi komersial, LRT Jakarta akan mengenakan bea sebesar Rp5.000 untuk single trip, flat.
“Menjelang operasi komersial, kamu memiliki target optimis di angka 7.000 penumpang per hari,” ujar Wijanarko.
Fase Dua
Masih di rangkaian acara yang sama, eksekutif dari LRT Jakarya juga tidak lupa menyinggung soal rencana perpanjangan rute menuju Jakarta International Stadium yang ada di kawasan Sunter, Jakarta Utara (Fase 2A).
Menurut Project Director LRT Jakarta, Iwan Takwin, perpanjangan rute fase 2 ini akan dimulai awal tahun depan dan direncanakan rampung pada tahun 2022 mendatang. Lalu berkenaan dengan rencana perpanjangan jalur ke Manggarai, Iwan menjelaskan bahwa, “perpanjangan rute ke Manggarai (fase 2B) masuk ke dalam target, tapi target utama tetap perpanjangan ke Sunter (fase 2A).” (Rendy Nurhalim)