Jika ada tidak ada perang di Ukraina, mungkin saja impian negara-negara di kawasan Baltik dan eks Uni Soviet akan terwujud, yakni dengan dibangunnya jaringan kereta cepat Rail Baltica sepanjang 870 km yang akan menghubungkan ibu kota Lithuania, Latvia, dan Estonia dengan Warsawa (ibu kota Polandia) dan seluruh Eropa. Dalam perspektif Uni Eropa, Rail Baltica adalah desain kembalinya negara-negara Baltik ke Eropa dan pemisahan mereka dari era masa Perang Dingin.
Dikutip dari euronews.com (19/9/2022), pembicaraan tentang proyek kereta api antar-Baltik telah berkembang sejak akhir 1990-an, dengan perjanjian kerja sama ditandatangani oleh menteri transportasi Estonia, Latvia, dan Lituania pada tahun 2001. Namun, baru pada tahun 2010 sebuah memorandum ditandatangani oleh perwakilan dari Kementerian Transportasi Polandia, Lithuania, Latvia, Estonia dan Finlandia.
Untuk saat ini, dibutuhkan waktu tujuh jam untuk berkendara dari ibu kota Lithuania ke Estonia, sedangkan degan jalur kereta baru ini akan mengurangi separuhnya menjadi hanya tiga jam dan 38 menit.
Rail Baltica akan dimulai di Tallinn (Estonia) sebelum melewati Pärnu, Rīga, Panevėžys, dan Kaunas sebelum mencapai perbatasan Lituania-Polandia; juga akan ada koneksi ke Vilnius dari Kaunas. Setelah selesai, kereta akan dapat melakukan perjalanan ke Baltik dari Polandia, dengan kereta penumpang beroperasi pada kecepatan tertinggi 234 km per jam.
Meskipun proyek Rail Baltica tidak murah, yakni dengan perkiraan biaya 5,8 miliar euro, analisis biaya-manfaat proyek memperkirakan proyek tersebut akan menghasilkan hingga 16,2 miliar euro dalam manfaat yang terukur. Biaya proyek untuk negara-negara Baltik diringankan karena pendanaan dari Uni Eropa (UE) hingga 85 persen dari proyek melalui instrumen Connecting Europe Facility (CEF). Sejauh ini, dana CEF UE telah menyumbang 824 juta euro untuk jalur baru.
Skema ini sangat besar sehingga pembangunannya saja diharapkan dapat menciptakan 13.000 pekerjaan penuh waktu langsung dan 24.000 pekerjaan tidak langsung lainnya. Setelah jaringan kereta selesai, jalur tersebut akan membentuk tambahan terbaru untuk Koridor Laut Baltik Utara UE, rute trans-Eropa termasuk kota-kota utama seperti Rotterdam, Berlin, dan Warsawa.
Untuk penumpang, akan ada koneksi reguler dengan setidaknya satu layanan kereta api internasional setiap dua jam, menghasilkan delapan pasang kereta setiap hari di setiap arah. Selain membuat perjalanan penumpang lebih cepat, proyek ini juga akan menurunkan biaya pengiriman dan menawarkan cara pengangkutan kargo massal yang efisien waktu.
Baca juga: Siemens Hengkang dari Rusia, Bakal Berpengaruh pada Layanan dan Perawatan Kereta Api
Dari sejarahnya, kereta di negara-negara Baltik dulunya dihubungkan oleh standar rel Eropa berukuran 1435 mm, tapi sejak pendudukan Soviet, sistem kereta api di kawasan itu mengadopsi standar Rusia yaitu 1524 mm. Perbedaan ini sangat membatasi kemampuan Baltik untuk terhubung dengan Eropa melalui kereta api, karena penumpang atau kargo perlu dimuat ulang ke kereta baru di perbatasan Polandia sebelum melanjutkan perjalanan. Negara-negara Baltik telah sepakat untuk menyelesaikan desinkronisasi dari jaringan listrik Rusia dan menyinkronkan dengan jaringan Eropa pada tahun 2025.