Beberapa hari ke belakang, Pemerintah Amerika Serikat menerbitkan sebuah peraturan baru yang berlaku pada seluruh penumpang maskapai yang hendak masuk Negara dibawah pimpinan Donald Trump, yaitu larangan membawa gadget yang berukuran besar ke dalam kabin pesawat. Peraturan yang harus diterapkan oleh seluruh maskapai penerbangan jarak jauh menuju negeri paman Sam ini dilatar belakangi oleh gerak-gerik teroris yang menjadikan penerbangan komersial sebagai target penyerangan mereka dengan cara memasukkan bahan peledak ke dalam gadget-gadget tersebut.
Menanggapi hal tersebut, salah satu maskapai penerbangan yang bebasis di Doha, Qatar Airlines menerapkan sebuah sistem yang dapat memberikan solusi terkait peraturan tersebut, yaitu melayani penyewaan laptop kepada para penumpang maskapai. Layanan penyewaan laptop ini tersedia di semua kelas bisnis dalam penerbangan menuju Amerika, karena kelas bisnis dinilai sebagai kelas yang menyumbangkan paling banyak keuntungan dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya.
CEO Qatar Airlines, Akbar Al-Baker mengatakan penyewaan laptop gratis ini bertujuan agar para penumpangnya dapat terus bekerja selama dalam perjalanan. “Laptop tersebut bisa diambil penumpang tujuan AS dari gate keberangkatan tepat sebelum boarding,” tuturnya seperti yang dilansir dari laman bisnis.tempo.co, Jumat (31/3/2017) kemarin. Penumpang juga dapat terlebih dahulu memindahkan data yang ia bawa ke dalam flash disk.
Sedangkan menurut data yang dilansir dari thenextweb.com, rencananya para pesaing dari Qatar Airlines, yaitu Emirates dan Etihad Airways juga akan menawarkan penawaran serupa, malah lebih menarik, agar para penumpang lebih memilih untuk menaiki maskapainya masing-masing. Sementara Emirates berencana untuk mengadakan jasa penyewaan laptop kepada para penumpangnya, Etihad Airways tengah menyiapkan untuk pengadaan WiFi dan penyewaan tablet gratis untuk para penumpang kelas satu dan bisnis tujuan Amerika.
Tidak hanya sampai di situ, berdasarkan data yang dihimpun dari bbc.com, Qatar Airlines juga menawarkan WiFi gratis kepada seluruh penumpang selama 1 jam, dan apabila ada penumpang yang hendak menggunakan wi-fi sepanjang perjalanan, akan dikenakan biaya tambahan sebesar US$5.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, pemerintah AS melarang gadget berukuran besar masuk ke dalam kabin kepada beberapa penerbangan dari beberapa Negara timur tengah, seperti Yordania, Kuwait, Mesir, Turki, Arab Saudi, Maroko, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Adapun larangan ini berdampak pada penerbangan internasional, yaitu Royal Jordanian, EgyptAir, Turkish Airlines, Saudi Arabian Airlines, Kuwait Airways, Royal Air Maroc, dan tentu saja Qatar Airlines, Emirates, dan juga Etihad Airways. Peraturan yang wajib ditaati oleh para pihak maskapai ini mulai berlaku pada awal bulan April 2017 kemarin. Sedangkan pihak Qatar Airlines berencana untuk mulai menerapkan program penyewaan laptop pada minggu kedua bulan April 2017.