Qantas dilaporkan sukses mengirim Airbus A380 ke Bandara Internasional Los Angeles (LAX). Pesawat dengan nomor registrasi VH-OQC dilaporkan mendarat dengan mulus pada 27 Juli lalu, pagi waktu setempat.
Baca juga: Virus Corona Bikin Qantas ‘Pensiunkan Dini’ Pesawat Terbesar di Dunia Airbus A380
Pesawat tersebut adalah pesawat ke-10 yang tiba di LAX sebelum akhirnya dikirim ke fasilitas penyimpanan jangka panjang di Boneyard, Gurun Mojave, Southern California, Amerika Serikat (AS). Dari jumlah tersebut, satu per satu pesawat sudah mulai dikirim ke Gurun Mojave sejak awal bulan ini.
Dari data Flightradar24, pesawat tersebut cenderung jarang terbang. Pesawat berusia 11 tahun itu terakhir kali terbang pada April lalu. Itupun rute sangat pendek, yakni Melbourne-Sydney. Sebelumnya lagi, A380 itu terbang pada 21 Maret lalu dengan melahap rute Melbourne-Singapura PP. Padahal, A380 Qantas jadi andalan maskapai bersaing di rute-rute gemuk, seperti rute London, Singapura, Hong Kong, Los Angeles, dan Dallas ke Sydney serta beberapa kondisi juga terbang ke Melbourne.
Simple Flying melaporkan, dengan dikirimnya Airbus A380 ke-10, praktis, Qantas hanya menyisakan dua pesawat superjumbo lainnya. Namun, bukan berarti pesawat dipersiapkan untuk melayani penerbangan premium jarak jauh ataupun jarak dekat, melainkan pesawat tengah melakukan beberapa perbaikan interior atau retrofit di Dresden, Jerman.
Bila pada bulan Maret lalu, maskapai yang memiliki nama panjang Queensland and Northern Territory Aerial Services (Qantas) tersebut berencana menggrounded hingga enam bulan mendatang atau September 2020, kali ini, Qantas berpikir untuk menggrounded A380 selama tiga tahun ke depan, atau bahkan lebih lama dari itu.
Keputusan Qantas mengirim pesawat ke kuburan pesawat di Amerika Serikat tentu agak aneh, mengingat, Australia sebetulnya juga mempunyai salah satu ‘kuburan’ pesawat ternama di dunia, Bandara Alice Springs (ASP).
Alice Springs terletak persis di tengah benua Australia atau beberapa ratus kilometer jauhnya dari ibu Kota Sydney atau wilayah terkenal lainnya di Australia, seperti Melbourne, Adelaide, Brisbane, atau bahkan Perth.
Wilayah Alice Springs dikelilingi oleh pedalaman gurun yang luas. Praktis wilayah ini selalu kering dan sedikit hujan, tidak ada badai, angin Timur dengan kecepatan 13 km per jam, tingkat kelembaban relatif rendah, sekitar 25 persen. Kelembaban udara dinilai menjadi poin krusial mengapa ASP menjadi tempat ideal untuk menggrounded pesawat dibanding wilayah lainnya mengingat pesawat bisa saja menjadi korosi atau berkarat dibuatnya.
Baca juga: Ada Gambar Logo Kanguru Qantas di Langit dalam Penerbangan Boeing 747-400 Terakhir
Hanya saja, ASP saat ini dinilai tak cukup besar untuk menampung pesawat superjumbo A380. Sebab, saat ini, gurun yang memiliki suhu cenderung stabil di angka 30 °C itu telah dipenuhi oleh pesawat-pesawat dari maskapai lain semisal Singapore Airilines Group (SIA). Salah satu maskapai terbaik di dunia itu saat ini total telah mengirim 11 pesawat.
Dengan digroundednya semua pesawat A380, Qantas akan beralih ke A350 dan Boeing 787 Dreamliner dalam rute-rute jarak jauh. Lagi pula, dalam beberapa waktu ini, Qantas mungkin tak akan bisa memaksimalkan jaringan internasional mereka, mengingat Australia masih menutup diri dari dunia internasional akibat pandemi Covid-19 yang masih mengganas di Negeri Kanguru itu.