Malaysia punya High Speed Rail (HSR) yang setiap stasiunnya akan memberikan desain yang futuristik. Nah, hal yang sama juga akan dilakukan oleh PT MRT Jakarta yang akan resmi mengoperasikan unit Mass Rapid Transit bulan Maret 2019 mendatang.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan, untuk saat ini belum ada yang menggunakan tema bagunan hanya saja ada warna yang membedakan satu lainnya. Silvia mengatakan, kemungkinan untuk fase kedua akan ada dibuat sedikit tematik dari pada fase pertama ini. “Untuk fase pertama stasiun hanya warna dan ornamen rooftopnya saja sih yang dibedakan, soalnya menandakan sesuatu pada daerah dimana stasiun tersebut,” ujar Silvia yang diwawancarai KabarPenumpang.com, Selasa (31/10/2017).
Ia mengatakan, seperti stasiun di Lebak Bulus yang menjadi stasiun pertama dan berada di ujung selatan Jakarta ini. Desain dibuat dekat dengan elemen alam dengan nuansa warna yang di dominasi hijau dan gradasinya. Bentuk konstruksinya ramping sehingga mudah membaur dengan lingkungan sekitar.
Baca juga: Stasiun Kereta Cepat di Malaysia Bakal Kaya dengan Arsitektur Islam dan Melayu
Untuk stasiun Fatmawati yang berada di areal tersibuknya Jakarta Selatan akan di dominasi warna biru yang membuat sejuk. “Warna biru kita ambil sebagai lambang elegan. Ibu Fatmwati kan ibu negara pertama jadi kita buat warna biru menampilkan gambaran beliau,” ujar Silvia.
Cipete Raya, yang menjadi stasiun ketiga di dominasi warna tanah yakni coklat yang memberikan kesan menenangkan dan membumi sebagai ciri khasnya. Stasiun Haji Nawi, akan didesain dengan secara modern yang menampilkan elemen identik budaya betawi.
Dibuat seperti ini untuk mengenang Haji Nawi yang berdarah Betawi dan seorang saudagar. Blok A yang dikenal sebagai area komersial dan bisnis akan diberikan warna abu-abu muda, kuning terang dan krem.
Warna ini dibuat karena merujuk pada satu unsur perdagangan tradisional masa lalu yakni pikulan kayu dan keranjang bambu. Stasiun Blok M yang dikelilingi taman yakni taman Ayodya dan Martha Tiahahu akan di dominasi warna hijau, abu-abu dan putih.
“Rooftop di stasiun Blok M juga akan dihiasi dengan ornamen pohon atau batang kayu untuk menegaskan stasiun ini,” tambah Silvia.
Sebagai stasiun di jalur layang terakhir, stasiun Sisingamangaraja terintegrasi dalam kompleks gedung Sekretariat ASEAN, dan gedung ini akan menjadi landmark area stasiun. Dengan mengangkat tema ASEAN yang multikulutur, persatuan dalam keberagaman, akan diberi warna cokelat alam dan gradasi abu-abu.
Untuk stasiun bawah tanah pertama, stasiun Senayan akan mendominasi warna coklat dan abu-abu agar menyatu dengan area sekitar. Gelora Bung Karno yang identik dengan olahraga, maka warna yang ditampilkan adalah kuning tua, putih dan abu-abu.
Berada di kawasan bisnis Sudirman, stasiun Bendungan Hilir, merupakan stasiun bawah tanah ketiga ini dikemas dengan konsep sungai dan aliran air. Bernuansa alam dan dominasi warna coklat akan mendukung. Stasiun Setia Budi dikonsep dengan elegan dan nuansa ketenangan di dominasi warna putih, keemasan dan coklat.
Baca juga: PT MRT Jakarta Resmi Jadi Operator Utama Kawasan Transit Oriented Development Fase 1
Stasiun Dukuh Atas, yang menjadi hub lima moda transportasi selain MRT ini dikemas dengan nuansa alam hutan terutama pohon besar. Warna coklat mendominasi stasiun ini.
Sebagai stasiun terakhir di fase satu ini, stasiun Bundaran HI akan mengusung konsep gaya hidup internasional karena terletak di area hotel internasional, pusat perbelanjaan, kantor kedutaan dan Bundaran HI sendiri yang menjadi ikonnya. Warna putih perak dan abu-abu akan cocok mendominasi gaya hidup perkantoran yang modern, internasional dan perdamaian dunia ini.