Ketika menyusuri Jalan Perintis Kemerdekaan di Bandung, Anda akan melihat bangunan dengan pekarangan yang cukup luas. Bahkan di malam hari, lampu yang menyinari bangunan maupun sekitarnya tampak sangat elok dan membuat yang melihatnya berdecak kagum.
Baca juga: Daop 2 Bandung Batasi 50 Persen Okupansi Kereta Lokal dan Jarak Jauh
Ya, inilah Balai Besar Bandung atau yang kini dikenal dengan Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI). Penasaran dengan sejarah Balai Besar PT KAI ini? KabarPenumpang.com mencoba menelusurinya dan mendapatkan beberapa hal yakni, lokasi tersebut sebelum menjadi kantor pusat PT KAI adalah sebuah penginapan bernama Villa Maria.
Di mana dari peta yang dikeluarkan Biro Topografi Hindia Belanda tahun 1905, Villa Maria hanya berupa satu bangunan utama yang menghadap gerbang masuk atau kini adalah kantor Direktur Utama PT KAI. Kemudian, secara bertahap dimulai tahun 1916 perusahaan kereta api dan term Negara, Staatsspoor en Tramwegen (SS en Tr) mulai menempati bekas Villa Maria.
Kemudian, karena membutuhkan ruangan administrasi baru, bekas taman penginapan di bangun gedung tambahan sebagai kantor unit SS en TR tahun 1918. Setelah selesai semuanya Hoofdinspecteur (direktur utama) mulai pindah pada Agustus 1923 dan proses kepindahan selesai seluruhnya pada tahun 1924.
Pada kantor pusat PT KAI ternyata tak hanya bangunan untuk ruang administrasi, melainkan juga ada bunker bawah tanah. Bunker ini sendiri gunanya untuk tempat penyimpanan dokumen serta aset-aset perusahaan. Selain bunker, di Balai Besar ini juga ada Lokomotif TD01 dan Monumen Kenangan Hormat atau Monumen Pahlawan Kereta Api.
Monumen tersebut sebagai bentuk prasasti untuk mengenang para pekerja dan pahlawan yang telah gugur dalam menunaikan tugas dan dharma bakti terhadap nusa dan bangsa selama revolusi fisik (1945-1950). Pada 17 Agustus 1945 setelah Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, beberapa aset vital mulai di ambil alih, salah satunya adalah perkeretaapian.
Setelah sukses mengambil alih perkeretaapian di Jakarta, ribuan pekerja kereta api memenuhi Balai Besar Bandung sejak pagi hari tanggal 28 September 1945. Bersama dengan perwakilan dari Jakarta, beberapa pemuda yang ditunjuk massa di luar langsung masuk ke dalam ruangan pimpinan jawatan.
Pada 30 September 1945 bertempat di kantor pusat Bandung diadakan rapat pimpinan. Dalam rapat permusyawaratan antar perwakilan kantor daerah kereta api dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya itu para perwakilan menyepakati membuat manajemen baru untuk menggantikan yang lama.
Baca juga: Hari ini, 52 Tahun Lalu, Kecelakaan Kereta di Ratu Jaya Depok Tewaskan 116 Penumpang
Dalam sebuah rapat paska pengambilalihan, di bangunan utama ini Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dibentuk oleh segenap karyawan kereta api pada 30 September 1945. Selain