Seorang pria tua asal Jepang diamankan setelah selama delapan hari mengajukan keluhan tentang KDDI Corporation dengan panggilan sebanyak 24 ribu kali. Pria bernama Akitoshi Okamoto dituduh telah membuat panggilan bebas pulsa untuk mengeluh bahwa perusahaan telah melanggar kontraknya.
Baca juga: Promosi Layanan di Kabin, LCC Asal Perancis Sajikan Pengalaman Virtual Tour 3D di A350
Selain itu, pria 71 tahun tersebut bahkan menelpon dengan telepon biasa ribuan kali. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman japantimes.co.jp (3/12/2019), polisi metropolitan Tokyo mengatakan, dia menelpon KDDI untuk menyuarakan keprihatinannya.
Namun ternyata Okamoto juga menghina staf layanan pelanggan di perusahaan tersebut melalui telepon. Terkadang bahkan dirinya menelpon saluran layanan pelanggan dan segera menutup telepon.
“Dia meminta staf KDDI datang kepadanya untuk meminta maaf karena melanggar kontraknya. Dia juga mengulangi panggilannya segera setelah menempatkannya,” kata seorang wakil polisi.
Juru bicara KDDI Corporation mengatakan, Okamoto yang kini diamankan polisi tersebut ditangkap atas dugaan penyumbatan bisnis yang curang.Tak hanya itu, tuduhan yang dapat diajukan terhadap orang-orang di Jepang yang membuat bisnis tidak mungkin berjalan normal. KDDI sendiri sebenarnya pada awal ulah Okamoto ini, tidak ingin mengajukan tuntutan.
Namun karena panggilan terjadi sangat sering, ini mengakibatkan adanya pengaruh pada kemampuan untuk membantu masalah pelanggan lainnya. Orang-Orang Jepang di tengah memiliki julukan untuk orang seperti ini sebagai epidemi kesepian.
Padahal sejumlah teknologi telah muncul di negara ini untuk melawan rasa kesepian yang meningkat. Mereka dirancang untuk memberikan penemanan.
Diketahui, pensiunan Jepang tersebut dilaporkan melakukan panggilan telepon ke perusahaan telekomunikasi itu rata-rata 33 kali sehari. Dia menggunakan panggilan ke nomor 411 ke layanan pelanggan KDDI untuk memprotes pelanggaran kontrak kerjanya.
Jepang memiliki populasi terbesar di dunia, dan diperkirakan memiliki 6,24 juta orang di atas usia 65, dan total 18,4 juta orang dewasa, hidup sendiri. Diyakini bahwa pada tahun 2040, 40 persen dari negara ini akan hidup sendiri.