Produsen pesawat listrik asal Amerika Serikat (AS), Ampaire, belum lama ini sukses menerbangkan prototipe kedua pesawat bertenaga hybrid-listrik, setelah yang pertama juga dikabarkan sukses mengudara sepekan sebelumnya.
Baca juga: Gantikan Lithium Ion, Baterai Lithium-Sulfur Bikin Era Pesawat Listrik Semakin Dekat
Berbeda dengan prototipe pertama ataupun pesawat demonstrasi yang pertama kali terbang perdana pada Juni 2019, prototipe kedua pesawat listrik hybrid Electric EEL atau biasa juga disebut Ampaire Electric EEL ini mengalami beberapa perubahan.
Perubahan Ampaire Electric EEL Cessna 337 Skymaster terletak pada paket baterai, dari semula terletak di dalam kabin menjadi di bawah pesawat; menggunakan unit daya listrik (EPU) yang lebih ringan dan lebih efisien serta meningkatkan instrumentasi kokpit dan power controls.
Prototipe kedua pesawat listrik-hybrid Cessna 337 Skymaster Ampaire didesain untuk melaju dengan kecepatan 222 km per jam -didukung mesin Continental IO-550 berkekuatan 310 tenaga kuda di bagian ekor dan motor listrik berkekuatan 200kW di bagian depan- dengan kemampuan terbang selama 1 jam 15 menit plus baterai cadangan 30 menit.
Usai keberhasilan ini, Ampaire berencana menerjunkan prototipe tersebut untuk melakukan serangkaian uji coba penerbangan kembali di Hawaii akhir tahun ini, bekerjasama dengan Mokulele Airlines dan perusahaan solusi perubahan iklim, Elemental Excelerator.
“Sejak menerbangkan Electric EEL pertama kami tahun lalu, kami telah melakukan peningkatan substansial pada power train untuk efisiensi, peningkatan performa, keandalan, dan keselamatan,” kata CEO Ampaire, Kevin Noertker, seperti dikutip dari avweb.com.
“Teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan cakupan yang luas untuk layanan penumpang dan kargo terjadwal, serta layanan charter. Penerbangan kami dengan Mokulele Airlines akan menjadi kesempatan untuk menguji pesawat dan infrastruktur yang diperlukan untuk memajukan penerbangan listrik dan akses transportasi di Hawaii,” tambahnya.
Diharapkan pesawat listrik-hybrid Ampaire bisa mendapatkan sertifikasi FAA pada 2021 agar memungkinkannya masuk ke tahun layanan komersial secara penuh. Electric EEL Ampaire hasil modifikasi dari Cessna 337 Skymaster ini memiliki enam kursi dan tercatat sebagai pesawat listrik-hybrid terbesar di dunia.
Modifikasi pesawat Cessna 337 adalah langkah pertama sebelum ditenagai listrik sepenuhnya. Sebetulnya, pesawat yang ingin digarap merupakan pesawat wisawa berkapasitas hingga 19 penumpang. Namun, saat ini belum ada kekuatan baterai dan mesin listrik yang matang. Maka, konsep pesawat zero karbon yang mampu menampung sembilan penumpang merupakan fokus utama yang paling realistis sejauh ini.
Dalam persaingan global memproduksi pesawat hybrid pertama di dunia, Ampaire tentu bukan satu-satunya. Pada Mei lalu, perusahaan penerbangan asal Perancis, VoltAero, memamerkan desain Cassio2, pesawat hybrid berkapasitas sembilan kursi dengan kecepatan jelajah 230 mph. Tahun ini, Electric Aviation Group (EAG) meluncurkan desain baru untuk Pesawat Regional Listrik Hybrid (HERA).
Baca juga: Retrofit Cessna Catat Sejarah Sebagai Pesawat Listrik Terbesar di Dunia
Bila tak ada kendala berarti, pesawat penumpang bertenaga hybrid dengan kapasitas 70 seat pertama di dunia itu akan mulai beroperasi pada 2028 mendatang, mengalahkan pesawat hybrid-listrik terbesar di dunia Ampaire Electric EEL Cessna 337 Skymaster.
Cessna 337 Skymaster sendiri adalah pesawat dengan enam tempat duduk yang telah beroperasi sejak awal 1960-an. Di masanya, pesawat tersebut menjadi salah satu pesawat terlaris untuk kebutuhan penerbangan regional jarak pendek.