Virgin Galactic dikabarkan bakal memproduksi pesawat supersonic. Perusahaan milik Sir Richard Branson, konglomerat asal Inggris yang juga pemililk maskapai Virgin Atlantic dan Virgin Australia itu, telah mendapat dukungan teknologi dari Rolls Royce (berkenaan dengan mesin) dan NASA (berkaitan dengan desain pesawat supersonic).
Baca juga: Begini Detik-detik Pengambilan ‘Satu-satunya’ Foto Concorde Saat Melesat Mach 2
Dukungan tersebut cukup penting mengingat kedua pabrikan sudah cukup berpengalaman. Pabrikan asal Inggris itu (Rolls Royce) sudah berpengalaman dalam membuat mesin pesawat supersonic pada pesawat legendaris Concorde. Begitu juga dengan NASA yang sudah sangat teruji berkenaan dengan aerodinamika pesawat dari pengalaman penelitian umum luar angkasa jangka panjang.
Meski masih bekerjasama dengan pabrikan mesin pesawat Concorde, pesawat supersonic Virgin Galactic disebut bakal melebihi kemampuan Concorde, yang notabene hanya mampu melesat maksimum Mach 2.04 (2.180 kilometer per jam), yakni mencapai Mach 3 (3.704 kilometer per jam) atau sama dengan tiga kali kecepatan suara dengan dilengkapi desain sayap delta (delta wing aircraft).
Dengan kecepatan tersebut, Virgin Galactic disebut akan terbang di ketinggian 60 ribu kaki atau lebih dari 18 kiometer dengan mengangkut penumpang sebanyak sembilan hingga 19 penumpang. Pesawat ini nantinya akan fokus pada perjalanan bisnis saja, tidak untuk penerbangan wisata ataupun penerbangan komersial lainnya.
Mengingat pesawat ini terbang dengan kecepatan supersonic, beberapa pengamat menilai, tak akan banyak layanan selama dalam penerbangan sebagaimana penerbangan komersial di masa lalu.
Sampai berita ini ditulis, belum ada ketarangan lanjutan rute manakah yang akan dijajaki pesawat tersebut, entah mengikuti rute Concorde, melayani penumpang secara reguler dari Bandara Heathrow London dan Bandara Charles de Gaulle Paris ke Bandara John F Kennedy New York, Bandara Internasional Washington Dulles, dan Bandara Internasional Grantley Adams di Barbados, atau rute lain yang lebih favorit.
Demikian juga dengan harga tiket serta konfigurasi kelas di setiap penerbangan, apakah akan dijual seluruhnya dalam kelas bisnis, konfigurasi dua, atau bahkan tiga kelas?
Simple Flying mengabarkan, saat ini, proposal pesawat supersonic Virgin Galactic sudah masuk ke meja Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat untuk menjadwalkan uji sertifikasi pesawat sesegera mungkin.
Kerinduan masyarakat dunia akan pesawat supersonic rasanya masih cukup besar. Hal itu setidaknya dapat dilihat dari saham Virgin Galactic yang tercatat naik empat persen lebih di bursa saham Amerika Serikat dari sebelumnya hanya berada di angka $22.45 per saham.
Baca juga: Suksesor Concorde ini Tetap Dihantui Bayangan Kelam Pendahulunya
Sejalan dengan fakta tersebut, salah seorang analis Wall Street menyebut pesawat supersonic dapat merusak pasar pesawat komersial. Namun, untuk membuktikan hal itu, tentu harus bersabar. Sebab, pada akhirnya, harga dan rute-lah yang akan menetukan dampak signifikan atas kehadiran pesawat supersonic Virgin Galactic.
Bila harganya tak semahal Concorde kala itu berkisar (Rp23 juta atau setara Rp140 juta lebih saat ini), pesawat mungkin bisa saja dipenuhi penumpang di setiap penerbangan. Demikian pula sebaliknya.