Setelah tahun lalu melakukan uji coba penerbangan “LGBT Ally Charter” untuk pasangan sesama jenis berserta keluarga, dan telah mengubah aturan untuk memberikan tunjangan pasangan serta keluarga kepada pasangan sesama jenis, tahun ini, Japan Airlines (JAL) mulai melangkah lebih jauh untuk menunjukkan bentuk dukungan terhadap kesetaraan gender.
Baca juga: Tak Seperti Garuda Indonesia, Japan Airlines Mulai Realisasikan Drone Kargo di Perkotaan
Dilansir CNN International, maskapai nasional Jepang itu dikabarkan bakal mengganti frasa “ladies and gentlemen” atau “Ibu-bapak” menjadi salam ramah gender, seperti “selamat pagi” dan “selamat malam”. Sapaan ramah gender itu nantinya bakal diaplikasikan di seluruh penerbangan JAL, baik di bandara maupun saat on board, mulai Oktober 2020 besok.
Dengan keputusan tersebut, JAL didapuk menjadi maskapai besar pertama di Jepang. Bahkan, dalam skala lebih luas, JAL merupakan maskapai pertama di Asia yang menerapkan kebijakan ramah gender atau kebijakan mendukung kesetaraan gender.
JAL bukan maskapai kemarin sore terkait isu kesetaraan gender. Yutaro Iwasaki, humas JAL, mengatakan, “kami telah mempromosikan keragaman dalam komunitas sejak 2014, dan ini adalah salah satu tindakan kami yang diambil untuk memperlakukan semua orang (sama) tanpa memandang jenis kelamin.”
Mundur sedikit ke awal tahun, tepatnya di bulan Maret lalu, JAL telah lebih dahulu mengimplementasikan bentuk dukungan terhadap kesetaraan gender dengan memberikan pramugari pilihan lebih ketika berbusana, dalam hal ini antara penggunaan celana panjang dengan rok. Selain bentuk dukungan kesetaraan gender, keputusan tersebut juga bertujuan agar pramugari lebih nyaman dengan busana yang ia kenakan.
Meskipun Jepang relatif toleran terhadap homoseksualitas, namun hingga saat ini tidak ada perlindungan hukum khusus untuk kaum gay.
Populasi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBTQ) Jepang telah berkampanye menuntut pengakuan yang lebih besar dari pemerintah. Tahun lalu, 13 pasangan sesama jenis mengajukan gugatan yang menuduh pemerintah Tokyo telah melakukan diskriminasi karena gagal mengakui pernikahan mereka. Mereka berharap pengadilan akan memutuskan posisi pemerintah melanggar konstitusional.
Selain fokus pada induk perusahaan, JAL juga mendorong kesetaraan gender ke anak perusahaan mereka. JAL Express, misalnya, bisa dibilang sebagai sebagai maskapai komersial pertama di Jepang yang mempekerjakan pilot wanita, Ari Fuji. Pilot wanita pertama maskapai komersial di Jepang itu mulai bekerja sejak tahun 2019 lalu usai mendapatkan lisensi pilot di Amerika Serikat.
Baca juga: Transgender Mau Jadi Pramugari Ditolak, Layangkan Gugatan ke Mahkamah Agung
Bagi Jepang, hal itu tentu luar biasa. Dari data Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), saat ini diperkirakan hanya ada sekitar 5 persen pilot wanita dari total keseluruhan pilot di dunia.
Di dunia, maskapai yang menunjukkan bentuk dukungan terhadap isu kesetaraan gender pertama kali disuarakan oleh Air Canada pada tahun 2019 lalu. Layaknya JAL sekarang, maskapai tersebut mengganti sapaan “ladies and gentlemen” atau “Ibu-bapak” menjadi salam ramah gender, seperti “selamat pagi” dan “selamat malam”. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh EasyJet, maskapai LCC asal Inggris.