Ketika Rusia sedang disibukan dengan upaya preventif terkait penyebaran virus corona, mengingat teritorial mereka yang sangat luas dan berbatasan langsung dengan Cina, pemerintahan tersebut justru dihebohkan dengan prank seorang pria yang mengidap virus corona di pusat kota, tepatnya di kereta bawah tanah (metro) di Kota Moskow, Rusia.
Baca juga: Terjebak Karantina Virus Corona di Kapal Pesiar, Pasangan ini Pesan Anggur via Drone
Tak butuh waktu lama, otoritas Rusia akhirnya berhasil menangkap Karomatullo Dzhaborov, warga Tajikistan, negara pecahan Soviet di Asia Tengah, atas dugaan hooliganisme. Seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, melalui CNN.com, pria tersebut ditangkap tanpa perlawanan di sebuah tempat di sekitaran Moskow pada 8 Februari lalu.
Dalam video yang dilihat KabarPenumpang.com di media sosial, Senin, (17/2), Karomatullo Dzhaborov yang mengenakan sweater berwarna hitam dan masker bedah awalnya berjalan layaknya orang pada umumnya. Kemudian ia berlagak seperti tak sadarkan diri sambil sesekali berpegangan ke kompartemen bagasi hingga kemudian ambruk.
Sontak, ambruknya Karomatullo Dzhaborov mengundang simpati dari beberapa orang sekedar untuk mengecek kondisinya. Saat orang-orang sibuk menolong Karomatullo Dzhaborov, dua orang yang tak jauh dari lokasi kemudian berteriak bahwa orang tersebut (Karomatullo Dzhaborov) terkena virus corona. Mendengar hal itu, tentu saja seisi kereta buyar menjauh sambil terus melihat terduga virus corona itu kejang-kejang. Saat itu, tak ada yang menyangka kalau adegan tersebut hanya prank belaka.
Atas perbuatannya, Karomatullo Dzhaborov akhirnya harus berurusan dengan hukum dan kini tengah menghadapi dakwaan maksimal 5 tahun penjara. Saat ini, otoritas juga telah melalukan penahanan hingga proses persidangan digelar pada 8 Maret mendatang.
Sejak otoritas Rusia mempidana Karomatullo Dzhaborov, video yang diposting oleh akun media sosial bernama kara.prank pada 2 Februari pun hilang dari laman YouTube dan Instagramnya, tetapi masih dapat dilihat akun Telegram kara.prank.
Penelusuran redaksi KabarPenumpang.com, akun Telegram kara.prank memang terdapat empat video yang salah satunya video yang tengah menghadapi konsekuensi hukum. Dalam video tersebut, setidaknya terdapat enam orang (salah satunya pria yang berpura-pura jatuh dan kejang-kejang) tampak berjalan di peron hingga kemudian masuk dan melakukan aksi tersebut.
Hal itu (video di Telegram kara.prank) tentu berseberangan dengan Kementerian Dalam Negeri Rusia yang mengatakan, bahwa polisi saat ini juga tengah mengejar dua orang lainnya yang diduga bagian dari tim kara.prank. Dua orang tersebut diduga telah memuluskan prank virus corona tersebut dengan cara berteriak bahwa pria yang ambruk dan kejang-kejang itu mengidap virus corona. Adapun tiga orang lainnya, sebagaimana video yag beredar di Telegram, tidak disinggung sama sekali oleh pemerintah.
Akan tetapi, semua narasi yang beredar di media sosial, termasuk tuduhan dan dakwaan otoritas Rusia, ditolak oleh pengacara tersangka. Dalam keterangan resminya, Alexei Popov mengatakan, kliennya tersebut justru membuat prank untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap virus corona. Oleh karenanya, ia akan mengajukan banding atas dalih tersebut.
Baca juga: Boarding Pass Raksasa untuk Prank Bikin Semua Orang Tertawa
“Video ini tidak boleh dilihat secara terpisah dari videonya yang lain. Mereka merekam video di toko-toko dan bertanya kepada orang-orang apakah mereka mengetahui coronavirus. Mereka merekam video di apotek yang menjual topeng dengan harga yang meningkat. Mereka ingin menarik perhatian pihak berwenang terhadap masalah ini, tidak ada bukti kejahatan,” katanya.
Di Rusia sendiri, saat ini, setidaknya telah terdapat dua kasus virus corona. Dua kasus teresbut datang dari turis asal Cina dan langsung mendapat penanganan serius dari otoritas Rusia. Pasca kejadian itu, seluruh perbatasan melakukan penjagaan ekstra ketat, termasuk di bandara serta pelabuhan.