Pramugari dan pilot Korean Air belum lama ini dikabarkan berhasil meredam salah satu penumpang dengan postur tinggi kekar saat melahap rute Seoul-Seattle. Meski tak bersenjata, warga negara Korea Selatan (penumpang) yang tinggal di Colorado, Amerika Serikat (AS) itu tetap saja mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan dengan mencoba menguasai pesawat.
Baca juga: Mengenang Korean Air 007, Korban Perang Dingin Soviet-AS yang Dirudal Gegara Insiden “Mata-mata”
Dilansir nypost.com, insiden tersebut bermula saat empat-lima pramugari sedang menjalankan tugas-tugas on board seperti sedia kala. Tiba-tiba, seorang penumpang meronta-ronta, bangkit dari kursi dan menuju pintu kokpit sambil berkata bahwa ia ingin pesawat diterbangkan ke Vancouver, Kanada. Alasannya, ia belum pernah berkunjung ke sana. Saat itu, para pramugari yang kalah postur tak bisa berbuat banyak.
Saat penumpang yang diketahui bernama Gyeong Jei Lee itu semakin menjadi-jadi dan mengganggu kenyamanan seisi pesawat, barulah seorang pramugari meminta tolong ke salah seorang penumpang kelas bisnis, Gene Parente, untuk membantu mereka menghentikan pengacau tersebut.
Gene Parente tak serta mereta langsung membantu pramugari. Sebab, di matanya, Lee begitu kacau. Di samping itu, postur mereka juga bisa dibilang sebanding, sama-sama memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan tubuh kekar. “Itu adalah ketakutan terburuk saya pasca 11/9. Saya langsung panik,” kata Parente usai dimintai tolong oleh salah seorang pramugari.
Tak punya pilihan lain, Parente kemudian bangkit dan menatap tajam Lee. Keduanya kemudian terlibat baku hantam hingga terseret ke bagian tengah kabin utama. Tak lama kemudian, pilot dan co-pilot keluar dari kokpit untuk menghentikan kekacauan tersebut.
Baik Lee maupun Parente pun akhirnya berhenti saling pukul dan kembali ke kursi masing-masing. Keduanya sama-sama di kelas bisnis. Tak lama kemudian, Lee kembali menyerang Parente dan baku hantam kembali terjadi. Nampaknya Lee sudah tak mempedulikan tujuannya untuk mengambil alih pesawat dan lebih memilih fokus ke Parente. “Dia seperti binatang buas,” jelas Parente.
Di posisi inilah, para pramugari bertindak heroik. Mereka bahu-membahu mengambil tali untuk menghentikan Lee dan mengikatnya di kursi. Tentu saja dengan dibantu Parente dan kedua pilot. Setelah itu, penerbangan kembali dilanjutkan dengan lebih kondusif, sekalipun Lee terus meronta-ronta.
Baca juga: Mabuk dan Ngamuk Gegara Diputusin Pacar, Wanita ini Pukul Jendela Pesawat Sampai Retak
Setelah tiba di bandara, sekitar 30-an petugas, terdiri dari polisi bandara, bea cukai, petugas keamanan dan negeri serta tentu saja FBI, menjemput Lee dari pesawat dan langsung diamankan ke kantor polisi terdekat. Ia pun didakwa telah menggangu awak dan melakukan penyerangan di pesawat.
Meskipun Parente dinilai sebagai sosok penting di balik keberhasilan pramugari dan pilot dalam meredam permasalahan itu, ia justru mengalamatkan pujian tersebut ke mereka. “Para pramugari dan dua kapten Korean Air juga bertindak heroik,” pungkasnya.