Seorang pramugari dari maskapai British Airways (BA) membutuhkan operasi dan empat awak kabin lainnya juga terluka oleh turbulensi parah dalam penerbangan dari Singapura ke London. Buntut dari insiden tersebut, pesawat terpaksa berbalik arah dan kembali ke Singapura setelah terbang selama kurang lebih tiga jam.
Baca juga: Apakah Ukuran Pesawat Pengaruhi Kemampuan Pesawat Atasi Turbulensi?
Dilansir dari businessinsider.in (17/6/2023), disebutkan seorang pramugari membutuhkan tindakan operasi di pergelangan kaki setelah turbulensi. Insiden turbulensi yang menimpa jenis pesawat Boeing 777 British Airways terjadi pada ketinggian 30.000 kaki (9.144 meter) di atas Teluk Bengala (Benggala)
Penerbangan BA Flight 12 dari Bandara Changi – Singapura ke Bandara London Heathrow berlangsung pada hari Jumat lalu. Sebelum turbulensi, pesawat dikatakan mengalami getaran tiba-tiba, dan pesawat tiba-tiba turun lima kaki dan naik lagi denhan sentakan yang tidak nyaman. Teriakan ketakutan membahani di seluruh kabin.
Data dari Flight Award, sebuah situs web yang melacak pergerakan pesawat, menunjukkan Boeing 777 telah mengudara selama hampir tiga jam ketika berbalik arah menuju Singapura.
Perwakilan British Airways mengatakan: “Keselamatan selalu menjadi prioritas kami dan kami menjaga kru kami setelah salah satu penerbangan kami mengalami episode langka dari turbulensi yang parah. Tim kami telah meyakinkan pelanggan dan pesawat kembali ke Singapura sebagai tindakan pencegahan.”
“Kami telah meminta maaf kepada pelanggan atas keterlambatan penerbangan mereka dan memberi mereka akomodasi hotel dan informasi tentang hak -hak konsumen mereka. Kami memesan ulang pelanggan ke penerbangan berikutnya yang tersedia bersama kami dan maskapai penerbangan lainnya.”
Baca juga: Mau Naik Pesawat dengan Turbulensi Minimal, Sebaiknya Pilih Penerbangan di Malam Hari
Pilot dikatakan menggunakan sistem pemantauan untuk melacak potensi turbulensi, tetapi turbulensi udara jernih kurang dapat diprediksi dan lebih sulit dikenali. Laporan turbulensi udara yang parah naik 50 persen dalam 40 tahun terakhir.