British Airways (BA) dikabarkan berhasil meredam gejolak di tubuh internal mereka pasca puncak industri penerbangan hancur akibat Covid-19 pada Maret-April lalu. Diketahui, gejolak tesebut terjadi usai maskapai nasional Inggris itu mengumumkan rencana PHK 12 ribu karyawan, termasuk pilot dan pramugari.
Baca juga: Puluhan Ribu Karyawan British Airways Kena PHK Massal, Benarkah?
Atas rencana tersebut, BA bukan hanya mendapat kecaman dari karyawan, melainkan juga publik dan pejabat dari partai oposisi. Merespon hal itu, British Airways kemudian merevisi jumlah karyawan yang di PHK menjadi lebih sedikit pada Mei, namun menggantinya dengan rencana kebijakan tak kalah kejam; memotong gaji pramugari senior hingga 50 persen secara permanen, selain PHK dalam jumlah besar.
Memasuki bulan Juni, salah satu maskapai terbaik di dunia ini justru mengeluarkan ultimatum kejam, mengancam akan mem-PHK seluruh pilot dan merekrut kembali beberapa di antaranya dengan kontrak jauh di bawah rata-rata.
Tentu saja serikat pilot maskapai penerbangan Inggris (BALPA) mengecam upaya tersebut. Pasca rencana ‘jahat’ itu, BALPA dan manajemen BA terus bernegosiasi. Meskipun sempat alot, perlahan titik terang mulai muncul.
Dilansir onemileatatime.com, belum lama ini, keduanya (BALPA dan British Airways) sudah bersepakat dengan sejumlah keputusan. Keputusan tersebut pada intinya bisa dibilang dimenangkan oleh BALPA. Sebab, perusahaan akhirnya mengambil langkah 180 derajat berlawanan dari ultimatum sebelumnya (memecat seluruh pilot).
Manajemen BA diketahui kalah negosiasi dan berjanji akan mem-PHK lebih sedikit karyawan (itu pun jika terpaksa), termasuk di dalamnya pilot dan pramugari. Agar lebih jelas, berikut berbagai kesepakatan kreatif dan akomodatif atau win-win solution antara BALPA dan manajemen BA.
1. Semua pilot yang masih tersisa hanya akan dikurangi gajinya sebanyak 8 persen mulai September 2020 mendatang. Angka tersebut jauh di atas ultimatum manajemen di angka 50 persen atau lebih.
2. Setelah mendapat potongan gaji selama 8 persen mulai September 2020, semua pilot yang masih tersisa, secara bertahap, juga akan dikurangi gajinya sebanyak 8 persen hingga September 2022.
3. Realisasi kenaikan gaji pilot akan ditunda, dari sebelumnya April 2021 menjadi Januari 2024.
4. Pilot wajib mengambil cuti tanpa dibayar atau sukarela selama dua pekan, antara Agustus 2020 dan April 2021.
5. Pemotongan gaji tidak akan dilakukan secara permanen.
6. Pilot hanya diminta untuk mengundurkan diri secara sukarela. Manajemen menargetkan sebanyak 450 pilot melakukan hal itu, meskipun tak ada unsur paksaan dan perusahaan akan tetap legowo bila seluruh pilot memilih bertahan.
Baca juga: Negosiasi ‘Kejam’ ala British Airways, Mulai dari PHK Hingga Turunkan Gaji Pilot
7. Pilot yang secara terpaksa sekali harus terkena PHK, akan dijanjikan menjadi prioritas bila manajemen British Airways membuka keran lowongan karyawan (pilot) tiga tahun mendatang.
8. Manajemen BA tetap akan membayar pilot yang tak terbang, sekalipun hanya setengah gaji. Hal itu dimungkinkan karena mereka hanya menganjurkan pilot untuk mengundurkan diri. Bila tidak, pastinya mereka kelebihan pilot. Untuk mengatasi hal itu, manajemen BA akan memutar uang hasil potongan gaji karyawan untuk membayar gaji pilot tersebut.