Sampai saat ini masih banyak yang takut bepergian dengan menggunakan transportasi umum meskipun sudah ada jarak antar penumpang yang satu dengan yang lainnya. Karena hal ini, banyak sekali operator yang mencari cara agar para penumpang bisa merasa aman, nyaman serta tidak cemas terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Baca juga: Arrival Hadirkan Konsep Bus Listrik Publik dengan Beragam Fitur Khas Pandemi Covid-19
Seperti operator bus di Myanmar yang kemudian mengambil inisiatif untuk memodifikasi bus mereka agar bisa digunakan penumpang dan juga mencegah penyebaran Covid-19. JJ Express memberikan sekat plastik sehingga setiap kursi menjadi seperti bilik yang muat untuk satu orang.
Dalam hal modifikasi ini JJ Express sudah mengubah selusin armada mereka. Dilansir KabarPenumpang.com dari reuters.com (19/6/2020), JJ Express membangun kabin mini dengan panel aluminium dan pintu di sekitar kursi tunggal dan satu kabin di dekat jendela pada kursi dua. Selain itu, mereka juga merombak sistem pendingin udara dan memasang filter desinfeksi.
“Kami menyadari bahwa perubahan norma perjalanan tidak bisa dihindari. Sebagai hasilnya, kami percaya bahwa kami akan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan dan kami akan dapat mempertahankannya dengan baik di masa depan,” kata manajer perusahaan Kyawt Kyawt Thet.
Thet mengatakan mereka telah memasang modifikasi tersebut di 12 bus dari 50 bus yang dimiliki di negara bagiannya. Setelah dimodifikasi penumpang akan membayar $20 atau sekitar Rp287 ribu dan naik sekitar 20 persen dari harga standar biasanya.
“Kami tidak berani bepergian selama Covid-19. Kami tidak merasa aman ketika dua orang duduk berdekatan satu sama lain di kursi kembar,” kata seorang penumpang bernama Ko Kai.
Dia diketahui bepergian secara teratur dalam perjalanan yang menghabiskan waktu selama sepuluh jam dengan jarak 650 km antara Yangon dan Negara Bagian Shan.
Baca juga: Imbas Covid-19, PO Bus Sepi Penumpang dan Tengah Cari Solusi
“Sekarang, kita merasa lebih aman duduk di kamar pribadi ini, jauh lebih nyaman,” tambahnya.
Myanmar telah mengkonfirmasi 286 kasus virus corona dan enam kematian. Pada hari Jumat melaporkan 23 infeksi baru, semua ditemukan di karantina di antara orang yang dideportasi dari Thailand.