Monday, November 25, 2024
HomeBus AKAPPO ANS, Bagian Tak Terpisahkan dari Tradisi Merantau Urang Awak

PO ANS, Bagian Tak Terpisahkan dari Tradisi Merantau Urang Awak

Anas Sutan Jamaris atau Haji Anas, pemilik yang juga pendiri Perusahaan Otobus (PO) legendaris dari Ranah Minang ANS tutup usia pada usia 89 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi Urang Awak, khususnya para perantau.

Baca juga: PO ANS – Pernah Layani Trayek AKAP Terjauh, Banda Aceh – Denpasar

PO yang namanya merupakan singkatan dari ‘Aman, Nyaman, Sampai Tujuan’ itu boleh dikatakan sebagai pelopor angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) di Sumatra Barat. Jauh sebelum hadirnya Jalan Tol Trans Sumatra, ANS sudah memulai kiprahnya di jalanan Sumatra.

Melintasi jalanan yang belum sepenuhnya diaspal mulus, menyebrang sungai menggunakan rakit atau pelayanagan, hingga melintas daerah rawan kejahatan dilakukan oleh bus-bus ANS pada awal kiprahnya. Mengantar para perantau mengadu nasib atau sebaliknya, pulang ke kampung halaman tercinta.

Nama ANS juga sempat disebut dalam novel ‘Negeri Lima Menara’, mengantarkan tokoh utama menuntut ilmu ke Jawa dari Bukittinggi. Dalam novel tersebut, ANS dinarasikan sebagai bus yang nyaman dengan fasilitas hiburan pemutar video.

Selain itu, ANS juga disebut mengantarkan tokoh utama hingga tujuan akhirnya di Ponorogo. Jauh berbeda dengan saat ini, yang mana tujuan akhirnya di Jawa hanya sampai Bandung.

Apa yang ditulis di novel tersebut memang benar adanya. Novel yang mengambil latar medio 1990-an itu betul-betul menggambarkan kedigdayaan ANS yang sempat membuka layanan AKAP hingga Malang dan Denpasar.

Bicara soal kenyamanan, sampai dengan hari ini ANS dikenal oleh Urang Awak sebagai bus yang nyaman. ANS menjadi satu-satunya PO Sumbar yang menyediakan layanan kelas Super Eksekutif sebelum akhirnya disuntik mati dan digantikan oleh Royal Eksekutif.

Kenyamanannya juga ditunjang oleh penggunaan bodi buatan Morodadi Prima yang dikenal stabil ketika melibas tikungan. Sejak dulu, seluruh armadanya menggunakan bodi buatan karoseri yang bermarkas di Singosari, Malang itu.

Sejak dulu, ANS yang identik dengan warna biru dan putih selalu tampil elegan. Membuatnya tampak berkelas dan membuat siapapun yang menumpanginya boleh berbangga hati.

Rizal, pengusaha fotokopi dan percetakan di bilangan Rawamangun menyebut dirinya sudah menjadi pelanggan ANS sejak tiga dekade lalu. Seluruh kelas layanan pernah dicobanya, mulai dari Jumbo (Non AC 2-2 Non Toilet), Jumbo AC (2-2 Non Toilet) AC Eksekutif (2-2 Toilet), Super Eksekutif (AC 2-1 Toilet), dan yang terbaru Royal Eksekutif (AC 2-2 Toilet).

Dia juga sempat merasakan bagaimana ngerinya Jalur Lintas Tengah yang pada medio 1990-an masih menjadi satu-satunya akses antarkota di Sumatra. Bus harus berjalan beriringan ketika melintas di titik-titik rawan seperti Lahat, Sumatra Selatan.

“ANS dari dulu itu dikenal bus nyaman. Busnya saudagar Minang. Kebanyakan yang naik itu para Saudagar atau mahasiswa kaya memang karena tiketnya mahal buat zaman itu. Saya awal merantau ya naiknya bukan ANS, cari yang murah,” katanya.

Dianggap sebagai bus kalangan atas, nyatanya tak membuat ANS lupa daratan. Pada 1998, diketahui sang pemilik menggratiskan tiket untuk perantau Minang yang menjadi korban atau mengalami kerugian akibat kerusuhan. Hal itu pula yang membuat nama ANS punya tempat tersendiri di hati masyarakat Minang.

Gempuran tiket murah dari maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier) juga tak membuat ANS menyerah undur diri dari layanan AKAP. Tetap bertahan hingga akhirnya kejayaan bus Sumbar kembali pada 2019 dengan tersambungnya Jalan Tol Trans Sumatra hingga Palembang.

“Sedih kalau ingat waktu itu, kalah sama pesawat. Sehari satu berangkat, semua daerah [di Sumbar] disisir. Itu juga belum penuh. Andalannya paket barang di bagasi supaya tetap hidup,” ujarnya.

Kini, ANS dan bus-bus Minang lainnya kembali mengulang kejayaannya. Setiap harinya, ANS paling sedikit memberangkatkan tujuh bus dari Sumbar maupun Jawa. Kehadiran PO baru yang mencoba legitnya jalur Bandung-Jabodetabek-Sumbar tak membuat ANS hilang pamor.

Baca juga: Pelayanan Rumah Makan Minang dan Karakter Penumpang, Jadi Sebab Bus AKAP Lintas Sumatera Tak Sediakan Makan

“ANS tetap yang paling nyaman. Tiket sudah bisa dibeli online juga, kemajuan sekali. Fasilitasnya bagus, ditingkatkan terus agar tak kalah saing. Terakhir itu Royal [Eksekutif] baru ada mini bar-nya,” tutur Rizal. (Bisma Satria)

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru