Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengajukan rencana untuk pembangunan jaringan kereta cepat di negara berjuluk Negeri Kangguru tersebut. Pengadaan jaringan kereta cepat ini, menurut Scott, merupakan satu dari serangkaian rencananya untuk mengentaskan kemacetan di Australia. Selain itu, visi strategis lain dari pengadaan kereta cepat ini adalah untuk memangkas waktu perjalanan antar negara, dimana diperkirakan para komuter bisa pergi dari Sydney menuju Brisbane (maupun sebaliknya) hanya dalam waktu setengah jam saja.
Baca Juga: Akhirnya, Hyperloop Transportation Technology Luncurkan Pod Penumpang Perdana
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman dailymail.co.uk (19/3/2019), adapun kecepatan dari kereta yang direncanakan oleh sang Perdana Menteri ini melebihi angka 1.220 km per jam! Dengan kecepatan tersebut, jarak 877,7 km yang terbentang antara Sydney dan Melbourne dapat ditempuh hanya dalam waktu 37 menit saja.
Ternyata, kereta cepat yang dimaksud oleh Scott Morrison ini berupa Hyperloop, moda transportasi massal yang mengandalkan gaya levitasi magnetik dan bergerak di dalam sebuah tabung kedap udara. Sejak perusahaan asal Negeri Paman Sam, Hyperloop Transportation Technologies mempresentasikan tentang kelaikan moda tersebut pada bulan Oktober silam, Pemerintah Australia semakin yakin untuk menghadirkan moda berkecepatan tinggi ini.
Jika sudah rampung kelak, Hyperloop akan melayani pesisir timur Australia dan menghubungkan Sydney, Melbourne, dan Brisbane. Hyperloop siap mengakomodasi hingga lebih dari 10 juta penduduk di sana,” ujar pihak Hyperloop Transportation Technologies dalam sebuah laporan.
Sebagaimana yang sudah diketahui sebelumnya, Dirk Ahlborn selaku Co-Founder sekaligus CEO dari Hyperloop Transportation Technologies memang tengah gencar-gencarnya ‘mempromosikan’ moda futuristik ini ke berbagai penjuru dunia. Sebelumnya sempat diberitakan pula bahwa Dubai, Cina, dan beberapa negara lain sudah ‘antre’ untuk dipasangkan sistem Hyperloop di negara terkait.
Di akhir tahun 2018 kemarin, Hyperloop juga telah merilis moda yang kelak akan digunakan dalam sistem pengoperasiannya – Quintero One.
Namun, rencana pengadaan jaringan kereta cepat semacam ini sempat menuai kontroversi, dimana sejumlah analis mengatakan bahwa tidak setiap negara membutuhkan jaringan kereta cepat, salah satunya adalah Australia.
Baca Juga: Meski Diidamkan, Hadirnya Kereta Cepat di Australia Belum Dipandang Ideal
Seorang profesor transportasi kereta api dari University of Southampton, John Preston mengatakan bahwa sedikit kota di dunia yang dapat memenuhi kondisi yang diperlukan untuk jaringan kereta api berkecepatan tinggi yang layak secara komersial, dalam hal ini termasuk di Australia yang populasi penduduknya rendah, maka disinyalir tingkat kebutuhan pada kereta cepat tidak memadai dalam skala bisnis dan investasi.
Jika ditengah perencanaannya saja sudah terjadi polemik semacam ini, akankah Australia dapat memiliki jaringan kereta cepat di masa yang akan datang?