Monday, November 25, 2024
HomeDomestikPilot Maskapai Taiwan Asal Venezuela Meninggal Setelah Karantina

Pilot Maskapai Taiwan Asal Venezuela Meninggal Setelah Karantina

Kelelahan kerap kali menjadi masalah bagi para pekerja penerbangan baik itu pilot maupun awak kabin di masa pandemi saat ini. Sebab, ketika mereka tiba di suatu negara, tetap harus melakukan karantina dan kemudian kembali terbang. Ini membuat pilot dan awak kabin memiliki rasa lelah yang bisa dikatakan berlipat dari sebelum pandemi.

Baca juga: Biar Tak Kelelahan dan Aman, Begini 4 Aturan Kerja FAA Bagi Pilot

Seperti pada Oktober 2021, seorang pilot asal Venezuela yang bekerja pada maskapai Taiwan meninggal dunia. Meninggalnya pilot berusia 61 tahun tersebut diduga kelelahan dan stress. Dilansir KabarPenumpang.com dari taiwannews.com.tw (26/10/2021), adanya hal ini, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) mendesak maskapai penerbangan untuk merawat karyawannya, sementara Serikat Pilot Taoyuan menyoroti perlunya memberi waktu istirahat kepada awak pesawat antara bekerja dan karantina.

Pilot Venezuela yang tidak disebutkan namanya itu pingsan pada Sabtu (23/10/2021) sore tak lama setelah pulang dari karantina, sebelum dia melakukan penerbangan jarak jauh. Dia dinyatakan meninggal meskipun ada upaya untuk menyadarkannya di rumah sakit.

Wakil Komandan CECC Chen Tsung-yen mengaku selama konferensi pers rutin bahwa sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020, awak pesawat telah mengalami kondisi kerja yang sulit karena persyaratan karantina. Dia mengatakan setelah berdiskusi dengan serikat pekerja terkait, kesepakatannya adalah bahwa sistem saat ini “dapat diterima.”

Meski demikian, perusahaan penerbangan tetap harus menjaga kesehatan fisik dan mental karyawannya, karena menyangkut keselamatan penerbangan. Namun, Serikat Pilot Taoyuan mengeluarkan siaran pers yang menyangkal bahwa kondisi kerja “dapat diterima.”

“Di bawah kebijakan karantina saat ini, sebagian besar pilot telah mengalami tekanan fisik dan mental serta masalah keluarga yang disebabkan oleh pekerjaan dan karantina berturut-turut; mereka telah mencapai batas dan mengalami kesulitan baik secara fisik maupun mental!” tulis serikat pekerja.

“Pilot telah memberi tahu teman dan keluarga sebelum kematiannya, bahwa dia merasa lelah secara fisik dan mental karena harus berurusan dengan karantina dan bekerja begitu lama,” tambah mereka.

Selain itu, ada laporan pilot lain yang dirawat intensif setelah diduga menderita stroke, menurut serikat pekerja, “Konsekuensinya tidak terbayangkan jika ini terjadi selama penerbangan!”.

Baca juga: Lama Tak Terbang, Pilot Qantas Lepas Landas dengan Posisi Rem Parkir Pesawat On

Serikat pekerja membuat dua tuntutan yakni, pilot tidak boleh ditugaskan untuk terbang selama masa karantina mereka untuk menghindari infeksi silang, dan memastikan anggota kru memiliki setidaknya tiga hari waktu luang dalam sebulan. Serikat pekerja mengatakan mereka membuat tuntutan kedua “sangat rendah hati,” karena berusaha untuk memutuskan “siklus tidak pernah berakhir antara bekerja dan karantina” yang dihadapi anggota kru. Ini berarti mereka selalu bekerja, di bawah karantina, atau manajemen kesehatan diri.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru