Pesawat DHC-6 Twin Otter seri 400 Rimbun Air jatuh dan terbakar di kawasan Bandara Sugapa, Intan Jaya, Papua, Rabu pagi (15/9). Pesawat dengan nomor registrasi PK-OTW itu diketahui membawa kargo berupa sembako, diawaki oleh Mirza sebagai pilot, Fajar sebagai kopilot, dan Iswahyudi selaku teknisi.
Baca juga: Pesawat Twin Otter, Si Kecil Bandel yang Lincah Meliuk di Daerah Pegunungan
Pesawat Twin Otter itu diduga jatuh akibat cuaca buruk yang menjadi sebuah keniscayaan di Papua. Laporan twinotterarchive.com, pesawat disebut sedang melakukan approach ke Bandara Bilorai, Intan Jaya, Papua. Tetapi, kabut tebal menyelimuti area di sekitar bandara.
Dalam kondisi tersesebut, pilot yang juga mantan anggota TNI AU ini akhirnya memutuskan go around. Namun nahas, tak lama kemudian terdengar benturan keras dan hilang kontak.
Dua jam berikutnya pesawat ditemukan. Dilihat dari kerusakannya, besar kemungkinan pesawat menabrak tepat di bagian hidung dan membuat kokpit hancur total. Tak ada korban selamat dalam tragedi kecelakaan ini.
Rimbun Air diketahui memang memfokuskan operasinya di wilayah Timur Indonesia, khususnya wilayah terpencil dengan bandara kecil dan runway pendek, didukung pesawat berkemampuan STOL (Short Take Off and Landing).
Pada banjir bandang di wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya April lalu, maskapai ini turut mendistribusikan bantuan makanan, obat-obatan, dan alat kesehatan menggunakan pesawat 737F dan DHC-6 Twin Otter.
Teknisnya, seluruh kargo mula-mula diangkut menggunakan Boeing 737F ke Kota Kupang. Dari sini, perbekalan diteruskan menggunakan DHC-6 Twin Otter PK-OTW ke berbagai wilayah di sekitarnya, seperti Larantuka, Alor, Lembata, Bajawa, Maumere, dan Rote.
Anak perusahaan dari PT. Menara Grand Papua yang berdiri pada tahun 2018 tersebut saat ini memang hanya mempunyai dua jenis pesawat di barisan armada, Boeing 737-300 Freighter dan DHC 6 – 400 Twin Otter. Namun, jumlah pastinya tak disebutkan dengan jelas.
Akan tetapi, dalam rilis resmi perusahaan, pesawat DHC 6 – 400 Twin Otter PK-OTW Rimbun Air yang jatuh di Papua kemarin baru dioperasikan maskapai pada 23 Februari lalu. Selain itu, Boeing 737-300 Freighter maskapai juga baru bergabung pada 28 Februari 2021.
Baca juga: Bukan Twin Otter, Pesawat yang Dibakar KKB di Intan Jaya ialah Quest Kodiak
Mengingat hanya ada dua jenis pesawat dan dua-duanya baru didatangkan pada Februari lalu, besar kemungkinan maskapai Rimbun Air baru efektif beroperasi setelah itu, meskipun perusahaan sudah berdiri sejak 2018 silam.
Rimbun Air melayani berbagai layanan penerbangan, seperti operasi pertambangan, penerbangan charter penumpang dengan kapasitas 19 penumpang per penerbangan per hari, operasi kargo, pesawat survei, angkutan kargo atau barang berbahaya semisal zat kimia ataupun bahan bakar, sampai evakuasi medis, khususnya di wilayah-wilayah pegunungan.