Rencana Stratolaunch untuk menjadikan pesawat terbesar di dunia, The Roc, sebagai wahana atau kendaraan peluncur pesawat uji hipersonik kian menjadi kenyataan. Belum lama ini, pesawat tersebut sukses dengan pesawat uji hipersonik, Talon-A atau TA-0, berada di bagian tengah The Roc. Bila tak ada aral melintang, akhir tahun ini Talon-A akan meluncur untuk pertama kalinya dari The Roc.
Pada penerbangan perdana kemarin, Talon-A memang tidak direncanakan untuk dirilis dan The Roc dan meluncur pada kecepatan hipersonik di udara, melainkan hanya sekedar captive carry atau terbang bersama untuk menguji keberhasilan Talon-A berada di bagian tengah The Roc sekaligus menghimpun data berharga terkait beban aerodinamis.
Captive carry sendiri dilakukan pada 29 Oktober lalu di langit Gurun Mojave, siang waktu setempat. Penerbangan captive carry tersebut berlangsung selama lima jam dan mencapai ketinggian 23 ribu kaki (7.000 m).
“Kami telah melakukan berbagai uji darat untuk mengantisipasi penerbangan captive carry pertama ini, dan dengan setiap pencapaian uji coba yang berhasil, kami telah membangun keyakinan bahwa perangkat keras akan bekerja persis seperti yang dirancang,” kata Dr. Zachary Krevor, CEO Stratolaunch.
Roc landed at 1:29 p.m. and our team is busy analyzing the data gathered during today’s flight! pic.twitter.com/JIF0Q94WJe
— Stratolaunch (@Stratolaunch) October 28, 2022
“Sangat menggembirakan melihat kerja keras tim menjadi nyata dan melihat kendaraan terbang sebagai sistem yang terintegrasi,” tambahnya.
Meski berhasil, Stratolaunch akan melanjutkan penerbangan captive carry beberapa bulan mendatang. Namun, rencana untuk melakukan uji terbang atau uji rilis pesawat hipersonik Talon-A dari The Roc pada akhir tahun ini tetap akan dilakukan. Targetnya, tahun 2023 mendatang, pesawat hipersonik itu akan melakukan penerbangan komersial pada tahun 2023 mendatang.
“Pengujian dan produksi semakin cepat saat kami mendorong untuk memenuhi komitmen kami dalam menyediakan layanan uji terbang hipersonik kepada pelanggan kami tahun depan. Tim kami akan terus mencapai tonggak uji yang lebih kompleks saat kami maju ke penerbangan hipersonik pertama kami,” tutup Krevor, seperti dikutip dari New Atlas.
Pesawat terbesar di dunia -jika diukur dari lebar sayap- Stratolaunch akhirnya terbang kembali untuk kedua kalinya pada akhir April 2021, usai dua tahun nganggur atau pasca penerbangan perdana pada pertengahan April 2019 lalu.
Baca juga: Dua Tahun Nganggur, Pesawat Terbesar di Dunia Stratolaunch Akhirnya Terbang Lagi
Ketika itu, pesawat berjuluk The Roc yang dikembangkan oleh salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, ini fokus persiapan untuk mengubah arah bisnisnya, dari semula sebagai kendaraan peluncur roket pembawa satelit orbit rendah, menjadi kendaraan peluncur untuk reusable hypersonic flight research vehicles atau kendaraan penelitian penerbangan hipersonik.
Pesawat dengan nama resmi Scaled Composites Model 351 Stratolaunch, yang memiliki total 28 roda, dan bentang sayap sejauh 117 meter ini, diketahui menjalani uji terbang untuk kedua kalinya di Mojave Air and Space Port di California, Amerika Serikat (AS), pada pukul 7.30 waktu setempat.