Boeing dikabarkan tengah sumringah lantaran varian kargonya, 737-800BCF (Boeing Converted Freighter) laris dipasaran. Terbaru, produsen pesawat terbesar di dunia itu mendapat 15 unit pesanan dari lessor BBAM dan 50 unit 737-800BCFs (lebih kecil dari versi standar) dari GECAS. Ini tentu menjadi berkah tersendiri bagi Boeing untuk tetap meraup untung sekalipun permintaan pesawat penumpang sedang lesu akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Boeing 747 Combi, Solusi Maskapai Angkut Penumpang dan Kargo di Era Pandemi Covid-19
“Kami merasa terhormat bahwa BBAM telah memilih lebih banyak 737-800BCF, berdasarkan keberhasilan standard body freighters kami dalam portofolio. Permintaan yang terus meningkat untuk 737-800BCF menunjukkan peran penting yang dimainkan oleh pesawat yang dikonversi ini dalam angkutan ekspres dan e pasar –commerce,” kata Senior Vice President for Commercial Sales and Marketing, Ihssane Mounir, dikutip dari Simple Flying.
Rendahnya frekuensi penerbangan sudah pasti akan mempengaruhi kebutuhan pesawat baru. Alhasil, Boeing pun kelimpungan. Namun, mereka tak tinggal diam dan mencari cara agar tetap meraup untung hingga akhirnya pesawat 737-800BCF menjadi jawaban.
Tingginya permintaan pesawat itu bahkan memaksa Boeing untuk membuka dua jalur konversi baru di Asia, yaitu di Guangzhou dan Singapura, melengkapi jalur sebelumnya di Shanghai. Detailnya, fasilitas di Singapura akan fokus menangani konversi untuk 767s.
Pesawat itu sebetulnya merupakan konversi dari pesawat Boeing 737-800 versi penumpang. Meski demikian, dengan dikonversi menjadi pesawat kargo umur pesawat menjadi bertambah hingga dua kali lipat. Tak lupa, Boeing 737-800BCF juga 20 persen lebih efisien ketimbang daripada kargo Boeing 737 klasik.
Boeing 737-800BCF, yang proses pengerjaannya memakan waktu selama 90 hari, biasanya banyak dioperasikan operator di rute domestik atau jarak pendek di seluruh dunia, dengan kapasitas angkut hingga 24 ton kargo sejauh 3.750 km. Kapasitas dan jangkauan itulah yang pada akhirnya membuat 737-800BCF menjadi pilihan favorit untuk raksasa kargo seperti FedEx dan Amazon Prime Air.
Baca juga: 4 Poin Head to Head Boeing vs Airbus, Mana Lebih Unggul?
Dengan adanya proyeksi permintaan untuk 2.430 pesawat kargo selama 20 tahun ke depan, termasuk 930 pesawat kargo produksi baru dan 1.500 pesawat kargo yang dikonversi dari pesawat penumpang oleh World Air Cargo Forecast (WACF), Boeing 737-800BCF agaknya benar-benar amat bisa diandalkan untuk mencetak keuntungan besar selagi permintaan pesawat penumpang turun atau mungkin melandai.
Masih menurut proyeksi WACF, lalu lintas kargo udara dunia akan tumbuh sebesar 4 persen per tahun selama 20 tahun ke depan. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh perdagangan dan pertumbuhan pengiriman ekspres untuk mendukung perluasan operasi e-commerce.