Persaingan Boeing dan Airbus sebagai raja manufaktur pesawat dunia sangat ketat. Keduanya bahkan selalu ingin berbeda dalam banyak hal. Kemudi pesawat, misalnya, bila Airbus menggunakan joy stick atau side stick, maka Boeing menggunakan yoke. Begitu juga dengan ujung sayap pesawat (wingtip), jika Boeing menggunakan winglet, maka Airbus menggunakan sharklet. Lantas, apa bedanya?
Baca juga: Heboh Fitur Folding Wingtip di Boeing 777X, Apa Sih Bedanya Winglet dan Wingtip?
Sebagaimana joy stick atau side stick pada pesawat Airbus dan yoke pada pesawat Boeing, winglet dan sharklet juga demikian. Fungsinya sama namun dengan istilah yang berbeda. Selain itu tentu terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing mengingat bentuknya berbeda.
Sebelum menjawab perbedaan dan persamaan winglet dengan sharklet, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu fungsi dari sayap pesawat itu sendiri.
Meski masih menjadi perdebatan, secara umum para ahli sepakat bahwa pesawat bisa terbang disebabkan oleh adanya empat gaya. Gaya thrus (gaya dorong), lift (gaya angkat), weight (gaya berat), dan drag (gaya ke belakang atau menarik mundur).
Namun, semua gaya untuk membuat sebuah pesawat dapat terbang akan sia-sia bila tida ada sayap. Sebab, komponen utama pesawat terbang yang menghasilkan gaya angkat adalah sayap.
Prinsip kerja sayap sendiri adalah udara yang mengalir di bawah sayap lebih lambat daripada di bagian atasnya dikarenakan jalur yang dilewati udara di atas sayap lebih jauh, perbedaan kecepatan tersebut menghasilkan perbedaan tekanan yaitu tekanan di bawah sayap lebih tinggi dari pada tekanan di atas sayap, yang mana mengakibatkan pesawat terangkat ke atas.
Tentu saja kita telah sama-sama ketahui bahwa udara mengalir dari tekanan rendah ke tekananan tinggi, misalkan balon yang kita tiup akan menyemburkan udaranya keluar ketika kita lepaskan karena tekanan di dalam balon lebih tinggi dari tekanan luar balon.
Hal tersebut juga terjadi pada perbedaan tekanan antara bagian bawah dan atas sayap, tepatnya terjadi pada ujung sayap. Aliran udara dari bawah ke atas sayap pada ujung sayap menghasilkan aliran udara yang berputar dengan cepat pada ujung sayap yang disebut juga dengan tip vortex. Aliran ini dapat meningkatkan drag pada sayap, menurunkan gaya angkat dan mengganggu aliran udara.
Guna menghindari terjadinya hal tersebut, ujung sayap dibuat berbelok ke atas dan mengecil atau disebut juga dengan winglet.
Winglet berfungsi untuk meredam putaran udara (vortex) pada bagian ujung sayap yang disebabkan pertemuan udara bagian bawah sayap yang bertekanan tinggi dengan udara bagian atas sayap yang bertekanan rendah yang menyebabkan terjadinya turbulensi.
Putaran udara ini juga menyebabkan pesawat membutuhkan energi yang lebih besar agar dapat stabil di udara, sehingga akan boros bahan bakar. Dengan adanya winglet, bahan bakar pesawat bisa diirit hingga 7 persen, jumlah yang cukup besar untuk pesawat yang melakukan perjalanan long distance.
Winglet pada pesawat Boeing dan sharklet pada pesawat Airbus secara kasat mata hampir tidak ada perbedaan. Keduanya sama-sama menekuk ujung sayap (wingtip) ke arah atas dengan sudut yang nyaris sama. Bedanya, pada sharklet Airbus A320, misalnya, terlihat strobe dan navigation light agak berjauhan.
Baca juga: Kenapa Ujung Sayap Pesawat Boeing 787 Dreamliner Tidak Menekuk? Ini Jawabannya
Sedangkan winglet pada pesawat Boeing 737-NG, misalnya, letak strobe dan nav light lebih berdekatan. Ada juga perbedaan lainnya dimana winglet di pesawat Boeing dilengkapi dengan fin kecil di bawah winglet. Adapun di pesawat Airbus tidak ada.
Dalam situs tanya jawab Quora, perbedaan winglet dan sharklet terletak pada lekukan wingtipnya, dimana pada winglet sudut lekukannya lebih tegas dan sharklet lebih halus. Selain itu, perbedaan juga terletak pada kemiringan wingtipnya.