Jaringan kereta api India untuk pertama kalinya dalam 167 tahun harus ditangguhkan. Hal ini dilakukan ketika Perdana Menteri Narendra Modi memberlakukan Lockdown sejak 25 Maret 2020 untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona (Covid-19). Kemudian Indian Railways mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnnya untuk menagguhkan kereta penumpang dan hanya menjalankan kereta barang.
“Sekarang, kereta api akan menawarkan lingkungan yang bersih, bersih dan higienis bagi pasien untuk pulih dengan nyaman,” kata Piyush Goyal, Menteri Perkeretaapian dalam tweet-nya.
Dirangkum KabarPenumpang.com dari cnn.com (6/4/2020), sebanyak 20 ribu gerbong kereta tua menjadi ruang isolasi untuk digunakan oleh pasien Covid-19. Bahkan bos kereta api telah menginstruksikan masing-masing dari 16 zona rel kereta api India untuk mengidentifikasi gerbong non-AC yang tidak lagi beroperasi pada rute penumpang untuk diubah menjadi rumah sakit dan siap digunakan dalam keadaan darurat.
Rajesh Dutt Bajpai, direktur eksekutif informasi dan publisitas di Dewan Kereta Api mengatakan, sebanyak lima ribu bangsal isolasi pertama akan siap dalam dua mingu dan jika diperlukan, maka lebih banyak gerbong dapat dikonversi dalam 48 jam.
Setiap gerbong yang disanitasi akan menampung hingga 16 pasien dan gerbong lainnya untuk para perawat, kabin dokter dan ruang untuk persediaan dan peralatan medis. Setelah selesai dikonversi menjadi bangsal rumah sakit, kereta ini akan dikirim ke lokasi yang kekurangan tempat tidur rumah sakit karena potensi lonjakan dalam kasus positif.
Kehadiran bangsal isolasi di dalam kereta membuat Otoritas Kesehatan setempat akan menugaskan dokter, perawat dan sukarelawan pemerintah ke kereta. Pemerintah India juga menginstruksikan pabrik kereta api untuk menilai kelayakan pembuatan tempat tidur rumah sakit, tandu, troli medis, masker, pembersih, apron, dan peralatan medis seperti ventilator untuk digunakan di rumah sakit kereta api dan rumah sakit pemerintah lainnya.
Sebenarnya kehadiran bangsal rumah sakit di dalam kereta bisa membantu india yang kekurangan tempat tidur di rumah sakit. Menurut OECD, India memiliki 0,5 tempat tidur rumah sakit yang tersedia untuk setiap 1.000 orang. Sebagian besar dari ini berkerumun di daerah perkotaan, dan ketersediaannya sangat berbeda antar negara.
Di negara bagian Bihar timur, misalnya, ada 0,11 tempat tidur per 1.000 orang, sedangkan Benggala Barat memiliki 2,5 tempat tidur per seribu orang.
Cina memiliki rata-rata nasional empat tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang – dan itu sebelum membangun rumah sakit 1.000 tempat tidur dalam 10 hari di provinsi Hubei, pusat penyebarannya.
“Kami telah melihat apa yang telah dilalui Cina. Sangat penting untuk meningkatkan kepadatan ini, dengan cara apa pun dalam jangka pendek, dan lebih sistematis dalam jangka panjang, setelah wabah ini berakhir,” kata Shahid Jameel, seorang virolog dan CEO India.
Dengan jumlah kasus positif Covid-19 meningkat, para ahli mengatakan kurangnya perawatan kesehatan masyarakat yang kuat tetap menjadi tantangan terbesar India.
Baca juga: Perancis Kirim Pasien Corona Antar Kota dengan Kereta Cepat
“Itu (bangsal isolasi di gerbong kereta) adalah inisiatif yang baik. Kereta Api dan Pemerintah harus dipuji karenanya. Tapi, ini hanya solusi jangka pendek. Ketika ini selesai (dan akan terjadi), biarkan ini menjadi peringatan untuk berinvestasi lebih banyak guna meningkatkan infrastruktur dan penelitian kesehatan,” kata Jameel, ahli virologi India.