Industri penerbangan Eropa memulai era baru pasca keberhasilan inspeksi pesawat di luar ruangan atau hanggar pertama menggunakan jasa drone. Tak hanya itu, inspeksi yang sepenuhnya otomatis itu juga dilakukan di lapangan terbang aktif, belum pernah terjadi sebelumnya di Benua Biru (mengingat hal seperti ini sudah dilakukan di AS).
Baca juga: Begini Prosedur Pemeriksaan Pesawat untuk Capai Tingkat Keselamatan Tertinggi
Selepas mendarat, pesawat memang menjalani pemeriksaan ringan seperti visual badan pesawat, powerplant, landing gear, avionik, rem dan peralatan darurat termasuk inflatable slides, dan lain sebagainya.
Selain itu, tim mekanik biasanya juga akan mengecek oli dan hidrolik di samping open inspection panel, dan penutup mesin.
Mengingat posisi pesawat jauh lebih tinggi dari manusia di darat, tentu saat pengecekan di bagian-bagian yang masih terjangkau kru, prosesnya cukup mudah. Tetapi, pada bagian-bagian yang tak terjangkau, kru membutuhkan alat bantu dan prosesnya membutuhkan waktu.
Padahal, maskapai menginginkaN sebaliknya, cepat dan efektif, untuk ketersediaan armada di tengah jadwal penerbangan yang padat.
Sadar pemeriksaan manual seperti ini lambat, Mainblades pun datang menghadirkan solusi brilian. Perusahaan yang berbasis di Belanda itu baru-baru ini sukses menjalankan inspeksi atau pengecekan langsung pesawat yang baru mendarat menggunakan drone di luar hanggar dan di bandara aktif.
Dilansir dronedj.com, inspeksi menggunakan drone DJI Matrice 300 RTK terhadap pesawat Airbus A330 maskapai regional Negeri Kincir Angin, Truenoord.
Dalam prosesnya, inspeksi pesawat menggunakan drone ini mampu menampilkan gambar-gambar beresolusi tinggi dengan sangat detail, jauh melebihi kemampuan inspeksi dengan mata telanjang. Prosesnya juga lebih cepat dan efektif dibanding pengecekan oleh manusia.
Tak hanya itu, dari sisi maskapai, inspeksi di luar hanggar tentu berdapak baik pada keuangan. Sebab, biaya sewa hanggar bisa dibilang cukup mahal. Sudah begitu, slotnya tak selalu tersedia kapanpun. Butuh waktu untuk mendapat slot di hanggar, melakukan pemeriksaan pada pesawat, sampai kembali menerbangkannya.
“Jika pesawat mendarat dan mengalami kerusakan, misalnya karena tersambar petir atau bird strike, maka sekarang harus terlebih dahulu pergi ke lokasi tertutup seperti hanggar. Dengan begitu Anda kehilangan banyak waktu. Selain itu, ruang hanggar mahal untuk disewa dan tidak selalu tersedia. Dan semua itu sementara inspeksi drone juga dapat dilakukan di udara terbuka,” kata salah satu pendiri dan direktur Mainblades, Dejan Borota.
Inspeksi pesawat di luar ruangan atau hanggar di bandara yang aktif ke depan dipredksi akan semakin menggeliat. Kuncinya ada di lessor.
Disebutkan, lebih dari separuh pesawat yang ada di dunia ini tercatat dimiliki lessor, bukan maskapai. Lessor tentu menginginkan laporan detail, baik kondisi maupun foto vidoe, tentang kondisi pesawat mereka di seluruh dunia. Menariknya, inspeksi otomatis menggunakan drone bisa menjawab itu dibanding inspeksi manual oleh manusia.
Baca juga: Akhir 2021, Startup Hong Kong Luncurkan Layanan Drone Penumpang Pertama! Target Selanjutnya Indonesia
“Sekitar separuh armada pesawat dunia sebenarnya bukan milik maskapai itu sendiri, melainkan milik perusahaan leasing. Dan perusahaan leasing ini terlibat ketika sebuah pesawat harus pergi dari maskapai penerbangan ke MRO, kembali ke lessor,” lanjut Dejan.
“Setiap saat mereka ingin memiliki gambaran yang optimal tentang status pesawat. Jadi, mereka tertarik pada pemeriksaan akhir dan memiliki laporan lengkap tentang pemeriksaan ini,” tutupnya.