Agaknya upaya Boeing untuk mengembalikan varian 737 MAX ke layanan penerbangan komersial masih harus ditunda untuk waktu yang belum bisa dipastikan. Masih lekang dalam ingatan dimana pihak Boeing ‘memaksakan’ Federal Aviation Administration (FAA) untuk sesegera mungkin melakukan sertifikasi terhadap varian tersebut, sehingga 737 MAX bisa kembali ke layanan pada akhir tahun 2019. Namun pada kenyataannya sekarang, berbagai aral melintang nampaknya siap menjegal langkah Boeing hingga 737 MAX baru bisa mengudara tahun 2020 mendatang.
Baca Juga: Tak Terpengaruh Krisis MAX 8, Boeing Luncurkan 737 MAX 10 di Hadapan Ribuan Karyawan
“Semakin jelas bahwa mereka (Boeing) tidak akan menyelesaikannya tahun ini,” kata Scott Hamilton, direktur pelaksana Leeham Company, sebuah konsultan penerbangan, dikutip KabarPenumpang.com dari laman nytimes.com (27/11).
Ketidakpastian masa depan varian 737 MAX dari Boeing ini telah sukses mencukur 15 persen nilai perusahaan sejak bulan Maret kemarin. Selain itu, jika grounded varian 737 MAX ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin juga apabila gelar eksportir terbesar Amerika Serikat juga turut lengser dari pundak perusahaan.
Kuat dugaan, pihak Boeing telah memaksakan pihak FAA untuk segera melakukan uji penerbangan terhadap varian 737 MAX. Ya, siapa yang mau berlama-lama berada di posisi Boeing? Mereka juga menginginkan kas perusahaannya kembali terisi dan bisa menutupi kerugian yang ditimbulkan selama masa grounded varian 737 MAX. Namun jika Boeing ingin terburu-buru menerbangkan kembali varian tersebut, apakah ada satu kepastian yang bisa diberikan perusahaan agar supaya dua kecelakaan yang diakibatkan oleh Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) ini tidak terulang kembali di masa depan?
“Keselamatan penerbangan menjadi prioritas nomor satu kami,” tutur Gordon Johndroe, juru bicara Boeing.
Baca Juga: Ketua FAA: “Jika Ingin Sertifikasi Turun, Saya Harus Terbangkan 737 MAX”
Sebelumnya, pada awal tahun 2019 ini, eksekutif Boeing menyarankan bahwa jika grounded terhadap varian ini masih terjadi hingga lepas tahun 2019, maka perusahaan mempertimbangkan untuk menutup jalur produksi 737 MAX. Ya, ini memang sebuah pilihan yang penuh risiko, dimana Boeing bisa-bisa semakin terpuruk dari segi finansial – bahkan yang paling parah, akan ada banyak pegawainya yang kehilangan pekerjaan lantaran opsi penuh risiko ini.
Namun jika tetap mengerjakan jalur produksi, maka tugas Boeing akan lebih menumpuk lagi, mengingat ada ratusan hingga ribuan pesawat jenis 737 MAX yang masih harus dikirim ke semua pelanggan – dan proses ini bisa memakan waktu hingga lebih dari satu tahun. Lalu, apa babak selanjutnya dari polemik 737 MAX?