Sejak 12 Maret lalu, layanan MRT Jakarta telah dapat dicoba secara terbatas oleh masyarakat umum. Selain menawarkan bentuk transportasi baru di Ibukota, yang menjadi perhatian penting pada layanan MRT Jakarta adalah perihal komunikasi. Sebagai moda yang akan digunakan secara massal, ketersediaan akses komunikasi harus terjamin di MRT Jakarta, khususnya saat berada di lintasan bawah tanah dan platform stasiun bawah tanah. Terkait hal tersebut, adalah mutlak bagi MRT Jakarta dan mitra operator seluler untuk menjamin kelancaran akses komunikasi di MRT Jakarta, baik komunikasi suara dan data.
Baca juga: PT MRT Jakarta Gaet Tower Bersama Group Untuk Gelar Coverage Seluler dan WiFi
Dari hasil pantauan KabarPenumpang.com di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, akses sinyal dari beberapa operator seluler dapat diterima dengan baik sampai platform 1, yaitu tempat transaksi tiket dan gate masuk. Sementara di platform 2, memang hanya sedikit operator yang bisa menyebarkan coverage-nya. XL menjadi salah satu operator selular yang belum dapat memancarkan sinyal di area platform stasiun bawah tanah. Ketika MRT bertolak dari Stasiun Sisingamangaraja dan masuk ke terowongan bawah tanah, sinyal XL hilang, sementara sinyal Indosat disana sudah dapat diakses.
Bagi operator seluler sendiri, ketersediaan coverage di MRT Jakarta juga mempunyai nilai strategis, yang mau tidak mau harus dipeuhi jangkauan dan kapasitasnya. Berangkat dari hal tersebut, pihak XL Axiata kini tengah menegosiasikan perbaikan kualitas sinyal jaringan seluler di sepanjang jalur MRT Jakarta
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan, kini pihaknya tengah melakukan upaya untuk memberikan kelancaran bagi masyarakat untuk mengakses jaringan seluler mereka di jalur yang dilalui MRT Jakarta.
Tri mengatakan, XL Axiata juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk penyedia layanan dan fasilitas MRT serta masih dalam tahap diskusi dengan pihak penyelenggara fasilitas di layanan MRT. Sebab para pengguna MRT Jakarta ternyata mengeluhkan kesulitan dalam mengakses jaringan seluler mereka terutama saat melalui jalur bawah tanah.
Diketahui, saat ini yang sudah melakukan penguatan sinyal di sepanjang jalur MRT adalah Telkomsel. Dimana mereka menyebutkan sudah memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilalui MRT Jakarta. Sehingga saat penumpang melalui jaringan bawah tanah, sinyal Telkomsel bisa terakses dengan mudah.
“Total ada 74 sektor dengan 222 NE BTS mixed 2G, 3G, dan 4G. Untuk 4G kita pakai carrier aggregation LTE FDD 1800 dan LTE TDD 2300 dikombinasikan,” ujar Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman CNNIndonesia.com, Selasa (19/3/2019).
Terkait masalah jaringan, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara berharap, agar pihak MRT Jakarta tidak membatasi operator yang ingin menguatkan layanan mereka di sepanjang jalur layanan transportasinya. Namun dirinya mengatakan tidak akan ikut campur dengan ketersediaan jaringan seluler di MRT karena sudah berkaitaan pembicaraan business to business (B2B) antara pengelola MRT dan operator.
“Karena saya diberitahu ada minimum revenue (pendapatan minimum) yang diminta. Itu boleh-boleh saja, pure bisnis,” ujar Rudiantara. Pengelolaan akses jaringan untuk penempatan pemancar di jaringan MRT Jakarta ditangani oleh Tower Bersama Group.
Dirinya berharap agar negosiasi layanan jaringan seluler di jalur MRT Jakarta tidak mencegah operator dengan daya investasi kecil untuk menyediakan layanan. Sebab, dalam industri seluler terdapat operator dengan daya investasi yang sangat besar dan ada operator dengan daya investasi menengah.
Baca juga: Jelang Beroperasi Penuh, Sebenarnya Berapa Tarif Tiket MRT Jakarta?
Untuk diketahui, MRT Jakarta sendiri akan mulai operasional secara komersialnya mulai akhir Maret 2019 dan kini tengah melakukan uji coba kepada publik yang dimulai dari 12 hingga 24 Maret 2019 mendatang.