Dioperasikan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), sosok Boeing 747SP (Special Performance) dengan teleskop Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) tak pelak menjadi maskot bagi proyek penelitian NASA. Teleskop SOFIA Boeing 747SP punya misi ‘berat’. Pesawat teleskop ini didapuk untuk memotret inframerah di tata surya. Itulah mengapa teleskop SOFIA disematkan pada pesawat, bukan diletakkan di daratan layaknya teleskop lain.
Baca juga: Pertama Kali, Boeing 747SP NASA dengan Teleskop SOFIA Beroperasi di Amerika Selatan
Dan ada kabar terbaru terkait eksistensi SOFIA Boeing 747SP, dimana NASA memutuskan untuk memensiunkan pesawat tersebut setelah 12 tahun dioperasikan. Dikutip dari simpleflying.com (1/7/2022), disebutkan SOFIA Boeing 747SP akan di-grounded selambat-lambatnya 30 September 2022. Atas keputusan NASA tersebut, Komite Alokasi dari Dewan Perwakilan Rakyat AS menyampaikan keprihatinannya tentang keputusan NASA untuk menghentikan misi SOFIA tanpa melibatkan tinjauan secara mendalam.
SOFIA adalah proyek bersama antara NASA dan mitranya di Badan Antariksa Jerman di Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt (DLR) untuk mengamati alam semesta inframerah dan memantau peristiwa seperti pembentukan bintang baru dan tata surya. Telah aktif sejak Mei 2010 dan terkenal di seluruh dunia karena menggunakan Boeing 747SP yang dimodifikasi, registrasi N747NA, untuk terbang keliling dunia dan mengumpulkan data.
Komite Alokasi kemudian mengarahkan NASA untuk melaporkan dalam waktu 30 hari sejak berlakunya Undang-undang ini tentang strategi NASA untuk mengurangi ilmu pengetahuan dan pengumpulan data yang tidak akan lagi diproduksi oleh SOFIA. NASA juga harus memberikan informasi mengenai rencana rinci untuk menghentikan program dan sumber daya lebih lanjut yang diperlukan untuk memastikan kelancaran transisi. Komite akan menyediakan tidak kurang dari US$30 juta untuk SOFIA guna memastikan penutupan misi secara tertib.
Pada tahun 2022, SOFIA telah melalukan penerbangan di belahan bumi Selatan. Awal tahun ini, NASA mengirim Boeing 747 ke Chili untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Sekarang, NASA mengirim SOFIA ke Selandia Baru untuk terakhir kalinya sebelum menutup program untuk selamanya. Ini adalah perjalanan ketujuh ke Selandia Baru untuk melihat langit belahan bumi Selatan. Antara 17 dan 18 Juni, pesawat terbang dari Palmdale, California, ke Christchurch, Selandia Baru, melalui Honolulu, Hawaii.
NASA merencanakan 32 penerbangan dalam penyebaran internasional terakhir. Rencananya adalah untuk mengamati berbagai objek dan fenomena langit, termasuk medan magnet dan sinar kosmik.
Terlepas dari daya tarik luar biasa yang dimiliki SOFIA Boeing 747, nyatanya proyek itu terlalu mahal. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa produktivitas sains SOFIA tidak membenarkan biaya operasinya. SOFIA akan menyelesaikan operasi yang dijadwalkan untuk tahun fiskal 2022.
Baca juga: Boeing 747SP, Varian “Queen of the Skies” yang Hanya Bertahan Seumur Jagung
NASA menggunakan Boeing 747SP, yang pertama kali dibuat pada 1970-an. SOFIA Boeing 747 saat ini berusia 44 tahun. Pesawat jet ini pertama kali beroperasi dengan Pan Am pada tahun 1977 sebelum pergi ke United Airlines pada tahun 1986. NASA memperoleh superjumbo pada tahun 1997 dan banyak memodifikasinya untuk mempersiapkan peran barunya dengan membawa teleskop reflektif.