Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, Senin lalu mengumumkan rencana perubahan pesawat Kepresidenan AS (Air Force One). Salah satu yang menarik dari rencana perubahan tersebut adalah warna pada pada pesawat, yakni merah, putih, dan biru, yang mengingatkan kita pada Trump Shuttle, maskapai milik pesawat Presiden AS ke-45 tersebut.
Baca juga: “Trump Shuttle,” Maskapai Milik Donald Trump yang Hanya Berusia 18 Bulan!
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman thehill.com, Rabu, (12/2), dalam rincian anggarannya, Pentagon mengajukan anggaran sebesar US$800,9 juta atau sekitar Rp11 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS untuk program Rekapitalisasi pesawat VC-25B atau program rekapitasisasi pesawat Air Force One. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan pesawat Air Force One saat ini dengan dua pesawat Boeing 747-8 yang baru sekaligus dimodifikasi, sesuai dengan pengajuan anggaran pertahanan administrasi Trump.
Nantinya, pesawat yang digambarkan setengahnya (bagian atas) berwarna putih, garis merah di tengah, dan biru di bagian bawah pesawat, akan membantu tugas-tugas kenegaraan presiden AS mendatang (yang akan melalui pemilihan umum pada tahun ini) serta menjamin kemanan, akses komunikasi dengan Gedung Putih, serta kenyamanan tingkat tinggi terhadap presiden, staf, dan tamu.
Bila ditarik ke belakang, Presiden Trump memang sudah sejak 2018 lalu ingin mengubah warna pesawat kepresidenan Air Force One yang baru. Entah apa yang mendasarinya, yang jelas, ia hanya ingin mengganti warna pesawat warisan dari mantan Presiden AS Presiden Kennedy dan ibu negara Jacqueline Kennedy, dari semula biru dan putih muda, menjadi merah, putih, dan biru tua.
Setelah lama tak terdengar, pada Juni 2019 Trump pun membocorkan desain awal pesawat baru kepresidenan tersebut mirip seperti warna yang sudah resmi diajukan dalam anggaran. Kala itu, para pengamat mencatat bahwa warna baru ini mirip dengan pesawat ulang-alik Trump sebelumnya beberapa dekade lalu sebelum menjadi Presiden AS.
Menanggapi rencana Trump terkait pesawat Air Force One, Komite Angkatan Bersenjata AS mengaku khawatir bahwa Trump akan melakukan perubahan yang sebetulnya tidak perlu dan mahal untuk sekedar pembaruan pesawat. Namun, jalan Trump untuk merealisasikan keinginannya tersebut bukannya tanpa halangan. Tahun lalu, Trump sudah berusaha meminta persetujuan kongres untuk perubahan skema cat pesawat kepresidenan dan desain interior. Namun ditolak dan masih menggantung hingga RAPBN AS 2021 mendatang.
Baca juga: Pensiun Angkut Penumpang, Boeing 747-400 Dikonversi Jadi Pesawat Pemadam!
Oleh karenanya, rencana Trump untuk “menghidupkan” kembali Shuttle Trump melalui pesawat Air Force One masih bisa dibatalkan bila Trump tidak terpilih kembali pada pemilu tahun ini. Sebaliknya, jika ia terpilih kembali, maka, pesawat baru kepresidenan tersebut dijadwalkan akan mulai membatu tugas-tugas kepresidenan pada akhir masa jabatan Trump dan memaksa presiden selanjutnya menggunakan karya monumental darinya.
Sebelumnya, Angkatan Udara AS pada Juli 2018 telah menandatangani kontrak senilai $ 3,9 miliar dengan Boeing untuk merancang, memodifikasi, menguji, menyempurnakan, dan mengirimkan dua pesawat 747 untuk menggantikan pesawat yang lebih tua pada akhir 2024.