Lagi dan lagi, Boeing menjadi bahan ‘bulan-bulanan’ masyarakat. Tragedi jatuhnya dua pesawat berjenis 737 MAX 8 yang masing-masing dioperasikan oleh Lion Air dan Ethiopian Airlines yang jatuh dalam kurun waktu lima bulan ini seolah menjadi turn back point bagi perusahaan Amerika Serikat tersebut menuju sisi kegelapan. Setelah sebelumnya pihak Boeing telah disangka meloloskan produk gagal ke pasar oleh Federal Aviation Administration (FAA), kini pihak produsen pesawat ini kembali harus mengakui bahwa telah melakukan kesalahan dalam menerapkan sistem peringatan kokpit 737 MAX.
Sebagaimana yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman nytimes.com (16/6/2019), pernyataan tersebut kembali diungkapkan oleh Chief Executive Boeing, Dennis Muilenburg beberapa saat sebelum pagelaran Paris AirShow 2019 dihelat kemarin. Ya, seperti yang sudah diketahui bersama, ajang Paris AirShow menjadi salah satu acara penting bagi para produsen pesawat dari berbagai penjuru dunia.
Dennis mengaku Boeing telah melakukan kesalahan karena tidak mengungkapkan adanya kerusakan lampu peringatan kokpit 737 MAX. Hal itu pun menjadi perhatian para regulator di dunia penerbangan. Ketika Boeing mulai mengirimkan varian 737 Max ke maskapai penerbangan pada tahun 2017 silam, perusahaan percaya bahwa lampu sudah beroperasi di semua jet. Tetapi setelah 737 Max mulai beroperasi di tahun yang sama, para insinyur di perusahaan mengetahui bahwa lampu peringatan hanya akan berfungsi jika pihak maskapai telah membeli indikator kokpit yang dijual secara terpisah.
Ini berhubungan dengan sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang kemarin didaulat menjadi penyebab utama dari dua kecelakaan yang menghilangkan lebih dari 300 nyawa tersebut.
“Jelas, kami dapat melakukan perbaikan, dan kami memahami itu dan kami akan melakukan perbaikan itu,” ujar Dennis, dikutip dari laman sumber terpisah.
“Ketika saya membuat komentar tentang desain MCAS sebelumnya dan bagaimana kami mengikuti proses-proses itu, itu juga melalui proses analisis. Itu tidak berarti bahwa itu tidak dapat diperbaiki,” tandasnya.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Dennis menambahkan bahwa pihak Boeing telah melibatkan sekira 90 persen pelanggan untuk berpartisipasi dalam sesi simulasi dengan perangkat lunak MCAS yang telah di-upgrade saat mereka tengah melakukan sertifikasi penerbangan dengan regulator.
Sementara itu, salah satu pejabat administrator dari FAA, Daniel K. Elwell mengkritisi pola kerja dari pihak Boeing yang terkesan sangat-sangat terlambat untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi – Boeing baru memberitahu bahwa ada kesalahan pada sistem MCAS setelah pesawat 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air dan Ethiopian Airlines jatuh.