Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan didanai Ford telah memeriksa kredensial lingkungan dari kendaraan Vertical Take Off Landing (VTOL) bertenaga listrik untuk melakukan perjalanan yang dibandingkan dengan mobil biasa dan mobil listrik dalam berbagai jarak perjalanan. Hasilnya melukiskan gambaran menarik tentang mobilitas masa depan.
Baca Juga: Kembangkan Wahana VTOL, Uber Gandeng NASA dan Angkatan Darat AS
Penelitian ini sendiri diterbitkan dalam sebuah jurnal akses terbuka, Nature Communications, dimana mereka mengasumsikan bahwa VTOL akan ditenagai oleh listrik dari pembangkit konvensional dan bukan dari sumber yang terbarukan. Selain itu, VTOL ini memiliki kapasitas untuk melakoni penerbangan yang efisien setelah penarikan energi tinggi saat lepas landas dan mendarat – dan ini merupakan hal yang masuk akal.
KabarPenumpang.com melansir dari laman newatlas.com (10/4/2019), para peneliti mengambil banyak parameter realistis untuk dimasukkan ke dalam persamaan mereka, dengan asumsi bahwa pesawat akan terlihat seperti apa yang saat ini sedang dikembangkan oleh orang-orang seperti Joby, Airbus, Boeing dan Lilium, di antara banyak lainnya.
Dengan demikian, para peneliti dapat mengambil langkah yang wajar untuk mengetahui berapa berat kendaraan, rasio lift-to-drag, energi khusus baterai, dan berapa banyak energi yang akan mereka gunakan selama berbagai tahap penerbangan: lepas landas, melayang, menanjakak ke ketinggian tertentu, mengarungi angkasa, hingga mendarat.
Lebih mengejutkan lagi, jika moda VTOL ini melakoni perjalanan dengan jarak tempuh yang sama dengan mobil listrik, moda VTOL yang mengangkut empat penumpang menghasilkan emisi enampersen lebih rendah ketimbang mobil listrik. Jadi, dari sini saja sudah terlihat jelas bukan bahwa moda VTOL tidak hanya menawarkan perjalanan yang menyenangkan, pun mobilitas yang ramah lingkungan.
Baca Juga: BlackFly, Moda VTOL Personal dengan Fleksibilitas Tinggi
“Bagi saya, sangat mengejutkan melihat bahwa VTOL kompetitif dalam hal penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca dalam skenario tertentu,” ujar Gregory Keoleian, penulis studi senior dan direktur dari Center for Sustainable Systems di University of Michigan.
“VTOL dengan pay load penuh dapat mengungguli mobil listrik, dan ini sangat mengejutkan,” tandasnya.
Namun kembali lagi, tidaklah mudah untuk menghadirkan VTOL sebagai moda angkut – mengingat ketatnya regulasi yang mengatur jalur udara. Hal inilah yang menjadi satu hambatan bagi para perusahaan yang berkutat dengan VTOL masing-masing.