Bandara Internasional Hong Kong (HKIA) dikenal sebagai pusat hub maskapai global sebelum pandemi, bersaing ketat dengan Bandara Haneda, Jepang, dan Bandara Internasional Changi, Singapura. Sebelum pandemi virus Corona pada tahun 2019 lalu, Bandara Hong Kong melayani sebanyak 71,5 juta penumpang, turun dari tahun sebelumnya sebesar 74,5 juta penumpang akibat gelombang protes besar-besaran.
Baca juga: Bandara Hong Kong Luncurkan Asuransi Delay Gratis, Penumpang Dapat Kompensasi Tanpa Ribet
Terakhir, masih dalam suasana pandemi global, bandara tersebut masih melayani 1,4 juta penumpang dan 144.815 penerbangan. Namun, setelah penerbangan kembali normal, akankah Bandara Hong Kong kembali menjadi hub penerbangan global di wilayah Asia?
Jawaban atas pertanyaan tersebut tentu tidak mudah, tetapi tidak pula terlalu sulit sampai tidak bisa dijawab. Kuncinya ada di Hong Kong itu sendiri.
Dari segi sarana dan prasarana, Bandara Hong Kong tidak perlu diragukan lagi. Berbagai pembangunan dan pengembangan bandara terus dilakukan. Terbukti, walau masih dirundung masalah keuangan akibat virus Corona, bandara tersebut sukses menyelesaikan pembangunan runway ketiga di atas lahan reklamasi.
Runway yang tergabung dalam proyek Three-Runway System (3RS) sebesar US$18,2 miliar ini diharapkan bisa dipakai mulai 2022 tahun ini, enam tahun setelah kontruksi pertama dimulai.
Proyek 3RS ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penerbangan Hong Kong didukung dengan berbagai fasilitas tambahan. Runway ketiga Bandara Hong Kong juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penumpang HKIA menjadi 120 juta per tahun dan kapasitas angkut kargo menjadi 10 juta ton per tahun.
Kehadiran runway ketiga ini akan semakin lengkap dengan hadirnya terminal ketiga yang rencananya selesai dibangun pada tahun 2024 ini. Sekalipun jumlah terminal masih kalah dibanding Bandara Changi yang memiliki empat terminal dan Bandara Haneda dengan tiga terminal, namun, Bandara Changi hanya memiliki dua runway. HKIA hanya kalah dengan Bandara Haneda yang memiliki empat runway.
Sekali lagi, dari segi sarana prasarana bandara, tidak ada masalah atau halangan bagi Bandara Hong Kong untuk kembali menjadi hub penerbangan global di Asia.
Akan tetapi, politik, ekonomi, dan serangkaian peraturan baru di bawah rezim Hong Kong pro Cina daratan, HKIA berada dalam posisi sulit.
Dahulu, Hong Kong menjadi pusat keuangan dan bisnis di Asia lantaran memiliki sistem hukum yang transparan dan adil, sistem keuangan yang berkembang pesat, perdagangan terbuka, dan kebebasan media dalam pemberitaan.
Saat ini, semua hal tersebut menjadi tabu di Hong Kong lantaran berbagai perubahan drastis. Kekejaman rezim Hong Kong dan otoriter juga tersebar luar ke seantero dunia. Hal ini tidak hanya membuat statusnya sebagai pusat keuangan di Asia terusik, tetapi juga mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke sana.
Karenanya, sebagaimana dilansir Simple Flying, Bandara Hong Kong bisa menjadi hub penerbangan global bila iklim bisnis dan perpolitikan di Hong Kong mendukung.
Andai Bandara Hong Kong tidak lagi menjadi hub maskapai global di Asia, mereka masih mempunyai potensi pasar domestik yang kuat dari miliaran penduduk di Cina daratan.