Pandemi Covid-19 memaksa maskapai di seluruh dunia putar otak untuk terus menyelamatkan bisnisnya. Salah satunya dengan bergabung dengan satu dari tiga aliansi maskapai besar dunia; oneworld, StarAlliance, dan SkyTeam. Itulah yang saat ini dialami salah satu maskapai besar Timur Tengah, Etihad Airways.
Baca juga: Untung-Rugi Gabung Aliansi SkyTeam yang Juga Diikuti Garuda Indonesia, Apa Saja?
Sebelum wabah virus Corona merebak ke seluruh dunia dan menghantam bisnis penerbangan global, Etihad selama bertahun-tahun berambisi untuk membuat aliansi maskapai sendiri, alih-alih bergabung dengan tiga aliansi besar di atas.
Tak sedikit nilai investasi yang telah digelontorkan maskapai asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab itu untuk memuluskan langkahnya.
Di saat yang bersamaan, kompetitor Timur Tengah-nya, Emirates, juga melakukan hal serupa, tak bergabung dengan aliansi maskapai manapun dan berinvestasi besar-besaran untuk membentuk jaringan aliansi maskapai sendiri. Ini pada akhirnya membuat Etihad semakin yakin terhadap mimpinya membentuk aliansi maskapai sendiri.
Sejauh ini, ada tiga maskapai yang sudah memiliki jejaring kuat dengan Etihad. Tiga itu, Jet Airways, Air Serbia, dan Air Seychelles. Sayangnya, pandemi virus Corona membuat keuangan tiga maskapai tersebut dan mau tak mau melakukan efisiensi. Salah satunya dengan mengundurkan diri dari aliansi maskapai dan sejenisnya.
Melihat hal itu, berbagai spekulasi pun muncul bahwa Etihad Airways mulai menyerah dengan ambisi besarnya dan bersiap gabung dengan satu dari tiga aliansi maskapai.
“Saya pikir itu salah satu yang Anda tahu, Anda tidak pernah mengatakan tidak pernah. Itu adalah hal yang selalu kami awasi,” kata CEO Tony Douglas dalam wawancara eksklusif baru-baru ini bersama Simple Flying.
“Karena itu, mengingat program transformasi yang telah kami lakukan, apa yang kami tidak ingin terlibat adalah apa pun selain menyampaikan rencana yang kami tetapkan. Omong-omong, bukan berarti terlibat dalam salah satu tiga aliansi utama akan (melakukannya),” lanjutnya.
Meski tidak menutup kemungkinan bergabung dengan salah satu aliansi besar maskapai, ia tetap meyakini bahwa fokus pada rencana yang telah dibuat jauh lebih baik, yaitu membentuk aliansi sendiri. Intinya, segala hal masih mungkin, termasuk mengoperasikan kembali Airbus A380 Etihad pasca pandemi.
Baca juga: Inilah Perbedaan Airlines dan Airways di Dunia Penerbangan
“Tetapi apa yang kami juga lihat bahwa jauh lebih mudah, mengingat fokus dan bandwidth kami, untuk berkonsentrasi pada hubungan tertentu di mana kami dapat membangun codeshare atau (perjanjian) antar baris,” tambahnya.
“Akan bagus untuk melihat mungkin dalam dua hingga lima tahun ke depan pasca-pandemi, perubahan konfigurasi seperti apa yang terjadi dengan aliansi besar juga. Apakah mereka relevan pasca pandemi seperti sebelum pandemi, atau apakah mereka sebenarnya lebih relevan pasca pandemi. Saya pikir itu akan menjadi satu untuk kita semua untuk menonton dengan penuh minat, termasuk kami (Etihad),” tutupnya.