Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanOtoritas Jepang Beri Lampu Hijau Merger Korean Air dan Asiana, Ini Alasannya

Otoritas Jepang Beri Lampu Hijau Merger Korean Air dan Asiana, Ini Alasannya

Lantaran banyak melayani rute ke Jepang, maka merger antara Korean Air dan Asiana perlu untuk mendapatkan persetujuaan oleh otoritas di Jepang. Regulator persaingan usaha Jepang telah memberikan persetujuannya untuk merger Korean Air-Asiana Airlines setelah proses tiga tahun. Kesepakatan tersebut sedang menunggu lampu hijau dari dua regulator persaingan usaha yang tersisa di Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat.

Baca juga: Sama-sama Maskapai Nasional Negeri K-Pop, Tapi Mengapa Korean Air Lebih ‘Dikenal’ Ketimbang Asiana Airlines

Dikutip Simple Flying, Japan Fair Trade Commission (JFTC) menyetujui usulan merger dengan syarat maskapai tersebut menyerahkan slot pada rute tertentu antara Korea Selatan dan Jepang. Pengawas kompetisi menyoroti tujuh rute – Seoul ke Osaka, Sapporo, Nagoya, dan Fukuoka, dan Busan ke Osaka, Sapporo, dan Fukuoka – mereka harus memberikan “sejumlah slot terbatas” kepada maskapai lain.

“JFTC meminta Korean Air untuk mengajukan perbaikan pada rute-rute tertentu antara Korea dan Jepang di mana pangsa pasar gabungan Korean Air, Asiana Airlines dan masing-masing anak perusahaannya (Jin Air, Air Busan dan Air Seoul) akan membatasi persaingan.”

Artinya, merger tersebut mendapat persetujuan dari 12 dari 14 otoritas persaingan usaha yang diperlukan, dan hanya tersisa UE dan AS. Keputusan dari Eropa diperkirakan paling lambat bulan depan, sementara di AS, situasinya sedikit lebih rumit.

Keputusan Jepang ini merupakan persetujuan pertama yang diterima dalam lebih dari sembilan bulan. Otoritas terakhir yang memberikan lampu hijau adalah Inggris pada bulan Maret 2023, namun kesepakatan tersebut mendapat pukulan setelah Departemen Kehakiman AS (DOJ) memblokir merger tersebut pada bulan Mei.

Divestasi kargo
JFTC prihatin dengan persaingan rute kargo antara Jepang dan Korea Selatan. Namun, setelah keputusan KAL untuk mendivestasi divisi kargo Asiana, badan persaingan puas dengan perjanjian ruang blok kargo (BSA) pada rute tertentu dari Jepang ke Korea.

Empat rute ke Eropa dan unit kargonya diperkirakan akan dijual, sehingga membuka jalan bagi persetujuan antimonopoli Uni Eropa. Hal ini juga merupakan konsesi utama bagi otoritas Eropa, yang menuntut maskapai baru tersebut menyerahkan slotnya di Barcelona, Frankfurt, Paris CDG dan Rome Fiumicino. Kabarnya ada beberapa maskapai penerbangan, antara lain Air Premia, Air Incheon, dan Jeju Air yang tertarik mengakuisisi bisnis kargo.

Asiana dan Korean Air Merger, Komisi Penerbangan Eropa Kebakaran Jenggot

Dalam pesan Tahun Baru kepada karyawannya, Chairman dan CEO Korean Air Cho Won-tae mengatakan maskapai tersebut berharap untuk “menyelesaikan akuisisi Asiana Airlines pada tahun 2024” menyusul pembicaraan positif dengan Komisi Eropa (EC). Komisi Eropa kini telah menetapkan batas waktu hingga 14 Februari 2024 untuk mengambil keputusan mengenai merger, dan semua tanda menunjukkan hasil yang menguntungkan bagi kedua maskapai penerbangan tersebut.

Namun, merger ini akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat di AS, yang masih memiliki kekhawatiran besar terhadap persaingan usaha. Pada bulan Mei 2023, Departemen Kehakiman AS memblokir kesepakatan tersebut dan kemungkinan akan mengajukan tuntutan yang signifikan jika kesepakatan tersebut dikabulkan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru