Kasus virus corona telah memaksa maskapai-maskapai dari seluruh dunia untuk membatalkan seluruh penerbangan dari dan ke Cina Daratan selama berminggu-minggu lamanya. Hal itu tentu akan mempengaruhi perjalanan internasional sebuah negara. Di Taiwan, misalnya, perjalanan internasional tercatat turun hampir 90 persen. Di beberapa negara lainnya diprediksi juga mengalami hal serupa, sekalipun tidak separah Taiwan.
Baca juga: Musibah Virus Corona Justru Selamatkan Boeing 787 dan Rolls-Royce
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman simpleflying.com, Kamis, (20/2), pembatalan rute dari dan ke Cina memang menyisakan sejumlah permasalahan, salah satunya armada widebody maskapai. Terlebih, armada widebody dari maskapai yang biasa melayani penerbangan dari dan ke Cina, seperti United Airlines, American Airlines, Delta Air Lines, dan Air Canada.
United Airlines, dalam menyikapi penutupan rute dari dan ke Cina, coba memaksimalkan 19 armada widebody mereka (yang biasa beroperasi pada rute-rute Cina) untuk terjun langsung ke rute-rute pendek domestik di AS. Pada rute pendek tersebut, biasanya United Airlines menggunakan Boeing 737.
Dengan beroperasinya armada widebody United Airlines, yakni mayoritas Boeing 777-300ER dan Boeing 787, pada rute-rute pendek, maka kemungkinan besar maskapai akan menurunkan harga demi mencapai okupansi tinggi, sehingga bila dihitung secara bisnis, hal tersebut akan jauh lebih menguntungkan.
Sebaliknya, jika okupansi rendah, maka akan sangat merugikan maskapai, mengingat biaya operasional armada widebody jauh lebih besar ketimbang armada narrowbody. Skema bisnis seperti ini juga bukanlah barang baru. Pada tahun 1927, maskapai legendaris, Pan American (Pan Am), juga pernah melakukan strategi bisnis seperti itu dan berhasil mencapai profit luar biasa.
Senada dengan United Airlines, maskapai terbesar lainnya di AS, American Airlines juga akan memaksimalkan armada widebody-nya untuk menggeser armada narrowbody. Bedanya, bila United mengoperasikan armada widebody-nya pada rute-rute domestik di AS, American Airlines akan mengoperasikan Boeing 787 dan 777-300ER widebody miliknya pada rute internasional, seperti Dallas ke Meksiko dan Eropa.
Baca juga: Dampak Virus Corona, Tiap Hari Bandara Changi Kehilangan 20 Ribu Pelancong
Menurut sebagian pengamat, strategi American Airlines tersebut dinilai kurang begitu berdampak bila dibandingkan United Airlines. Pasalnya, frekuensi rute-rute internasional tidak sebanyak rute-rute domestik. Di samping itu, di tengah kondisi ekonomi yang masih stagnan akibat konflik, perang dagang, dan virus corona, perjalanan internasional (bukan hanya ke Cina) juga diprediksi akan mengalami penurunan.
Adapun Delta Airlines dan Air Canada, keduanya juga melakukan sejumlah perubahan opersional armada widebody-nya untuk rute-rute internasional ke Eropa. Namun, lagi-lagi, hal tersebut juga dinilai tak akan terlalu meyelamatkan perusahaan dari kemungkinan profit lost yang besar mengingat kondisi perekonomian global yang sedang tak menentu hingga mendorong para pelancong menunda perjalanan internasional mereka.
Dengan kasus di atas, besar kemungkinan Garuda Indonesia juga akan mengambil strategi serupa, yakni dengan mengoperasikan armada widebody seperti Airbus A330 untuk rute-rute pendek, mengingat Garuda Indonesia juga kehilangan rute-rute gemuk ke Cina Daratan yang selama ini dilayani armada widebody.