Ketika perang Rusia dan Ukraina berkecamuk usai Presiden Vladimir Putin mengizinkan pengerahan kekuatan penuh ke Ukraina, 15 ribu warga India terjebak di dalamnya. Namun, di bawah Operasi Gangga, India berhasil memulangkan ribuan warganya dengan lebih dari 12 penerbangan repatriasi per hari dari Ukraina.
Baca juga: Lima Dampak Perang Rusia-Ukraina yang Bikin Maskapai Internasional Pusing
Dilansir Simple Flying, Ukraina adalah rumah bagi sekitar 19.000 warga India, cukup banyak dibanding WNI yang hanya berjumlah ratusan orang. Namun, jumlah tersebut sangat sedikit dari total 1,38 miliar populasi penduduk India.
Mayoritas 19.000 warga negara India di Ukraina adalah mahasiswa kedokteran. Saat Rusia-Ukraina terlibat perang pada 24 Februari, masih ada 15 ribu warga India yang berada di sana.
Pemerintah India pun bergerak cepat dengan melancarkan Operasi Gangga serta mengerahkan pesawat dari maskapai penerbangan nasional dan pesawat Angkatan Udara untuk membawa mereka pulang.
Di awal, misi repatriasi yang terinspirasi dari sungai terpanjang dan tersuci di India tersebut pada 22 Februari lalu, hanya bisa menerbangkan beberapa penerbangan repatriasi.
Namun, seiring banyaknya warga India yang mencapai perbatasan Ukraina, seperti Polandia, Hongaria, Rumania, dan Slovakia, India mulai melakukan belasan penerbangan repatriasi untuk mengangkut ribuan orang setiap hari.
Belasan penerbangan repatriasi dengan mengangkut ribuan warga India melibatkan maskapai nasional negara itu, IndiGo. Maskapai tersebut sebelumnya diketahui sudah terbang ke kota-kota tetangga Ukraina, ini juga menjadi satu keuntungan tersendiri dalam kemudahan Operasi Gangga.
Disebutkan, IndiGo menyumbang 51 persen penerbangan repatriasi dalam Operasi Gangga, dengan rincian 14 kali penerbangan repatriasi dari Rzeszow, Polandia, 13 penerbangan repatrasi dari Budapest, Hongaria, serta bandara-bandara lainnya di kota kecil di Suceava, Rumania, Kosice, Slovakia, dan masih banyak lagi.
Adapun penerbangan repatriasi lainnya dilakukan menggunakan pesawat-pesawat Angkatan Udara India dan maskapai lainnya.
Menariknya, India tidak memaksakan warganya untuk berkumpul di satu atau dua titik di perbatasan Ukraina. Negeri Anak Benua tersebut memberikan kelonggaran untuk menyelamatkan diri dan menunggu penerbangan repatriasi di banyak titik di perbatasan Ukraina.
Ini tentu berbeda dengan proses pemulangan ratusan WNI yang berada di Ukraina oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, terlebih terkait responsibilitas atau kecepatan melakukan penerbangan repatriasi, sekalipun India mengemban misi lebih berat dengan memulangkan lebih banyak warganya.
Pada 3 Maret lalu, Kemenlu diketahui berhasil memulangkan 80 dari 153 WNI yang berada di Ukraina. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, mengungkapkan, tim penjemput dari Jakarta berangkat menuju Bucharest, Rumania dari Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (02/03/2022) pukul 18.40 WIB dan tiba di Bandara Henri Coanda, Bucharest, Kamis (03/03/2022) pukul 15.10 waktu setempat.
Baca juga: Dikabarkan Hancur di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Antonov An-225 Mriya Aman! Tapi Dikuasai Rusia
Pesawat penjemput kembali diberangkatkan dari Bucharest menuju Jakarta pada pukul 20.23 waktu setempat atau 5,5 jam setelah mendarat.
“Rute perjalanan yang ditempuh adalah Bucharest – Madinah – Jakarta dengan waktu tempuh kurang lebih 17 jam,” ujarnya.